Sukses

Langkah Kemenkes Bila Ada WNI yang Terpapar Virus Corona

Hingga saat ini belum ada bukti ilmiah bahwa virus corona Wuhan atau 2019-nCoV menjadi tidak aktif pada iklim tropis.

Liputan6.com, Jakarta Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan, Anung Sugihantono menekankan bahwa sampai saat ini belum ada bukti ilmiah terkait Virus Corona yang menjadi tidak aktif di iklim tropis.

"Apakah bertahan di daerah tropis tidak ada yang bisa jawab. Sepanjang publikasi yang ada, Virus Corona tidak kuat di atas 60 derajat Celsius dan di bawah nol derajat Celsius," kata Anung di Gedung Kementerian Kesehatan, Jakarta, Senin (3/2/2020).

Menurut kepustakaan saat ini, lanjut Anung, Virus Corona akan berada pada suhu optimal antara dua sampai derajat Celcius. Oleh sebab itu, observasi terhadap warga negara Indonesia (WNI) dari Wuhan di Kepulauan Natuna, Riau, selama 14 hari dinilai cukup guna melihat apakah ada gejala Virus Corona atau tidak.

 

"Skenarionya ya tidak ada satupun WNI yang mengalami gangguan pernapasan. Secara umum rentang 14 hari cukup dalam sebuah observasi kesehatan," Anung melanjutkan.

 

 

Simak Video Berikut Ini

2 dari 2 halaman

Kanalisasi Kamar dan Rumah Sakit

Apabila dalam 14 hari ada satu atau dua orang WNI di lokasi karantina Natuna yang menunjukkan gejala terpapar Virus Corona, seperti demam dan sesak napas, maka akan dilakukan pemantauan skenario lain.

"Pemantauannya dengan kanalisasi kamar (kamar dipisahkan dengan kamar orang yang sehat)," kata Anung melanjutkan.

Ada juga skenario lanjutan bila membutuhkan penanganan lebih lanjut, yakni rumah sakit yang disiagakan Kementerian Kesehatan. Dari 100 rumah sakit, 93 rumah sakit di antaranya sudah mengembalikan assessment kapasitas sumber daya manusia (SDM) sarana dan prasarana.

"Kami mendapat data lengkap, ada 26 rumah sakit dengan kapasitas SDM lengkap dan simulasi penanganan Virus Corona. Ke-26 rumah sakit (totalnya) punya 52 ruang isolasi dan 113 tempat tidur," Anung menekankan.