Liputan6.com, Jakarta Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mendorong agar perusahaan farmasi BUMN ikut bersiap dalam menghadapi penemuan obat-obat baru.
"Farmasi mesti mengantisipasi juga penemuan-penemuan obat baru," kata Erick pada awak media usai sambutannya di Indonesia Healthcare Corporation Medical Forum di Senayan, Jakarta, Senin kemarin, ditulis Selasa (11/2/2020).
Baca Juga
"Bahkan juga, jangan hanya obat-obat yang bahan bakunya dari kimia. Tetapi juga bahan-bahan dari organik atau tumbuhan itu kan banyak," kata Erick menambahkan.
Advertisement
Dalam sambutannya, Erick mengatakan bahwa mengangkat produk obat yang berbasis tumbuhan di Indonesia bisa menjadi solusi agar industri lokal tidak terus bergantung pada bahan baku impor.
"Kalau bisa kita mengangkat juga tumbuhan-tumbuhan atau obat-obat tradisional menjadi bagian daripada sistem solusi obat di indonesia daripada impor terus," kata Erick.
Simak juga Video Menarik Berikut Ini
Industri Kesehatan BUMN Tak Boleh Terjebak Impor
Erick mengakui bahwa memproduksi obat memang tidak murah. Namun sinergi dan ekosistem antara BUMN, rumah sakit, dan farmasi, bisa jadi strategi untuk menghadapi tantangan tersebut.
"Kalau kita bisa tahu, day to day, serangan flu akan meningkat, ini bisa diprediksi dengan adanya big data dan AI. Jadi produksi daripada obatnya pun, bisa dipastikan sesuai kebutuhan," ujarnya.
Erick juga meminta agar industri rumah sakit dan farmasi di bawah BUMN tidak boleh terjebak pada impor.
"Kalau kita lihat data-datanya menyedihkan. Alat kesehatan impor, bahan baku impor. Karena itu mesti ada core businessnya," ujar Erick. Dia menambahkan, dengan cara itu, perusahaan bisa memperlihatkan adanya inovasi teknologi.
Dengan strategi tersebut, perusahaan kesehatan BUMN juga tidak hanya berfokus pada bisnis namun juga mampu melayani masyarakat dengan baik.
Advertisement