Sukses

Pejabat Tiongkok Bilang Virus Corona Menular Lewat Udara, Pakar: Itu Klaim Tanpa Bukti

Klaim seorang pejabat Tiongkok yang menyatakan bahwa virus corona bisa menyebar lewat udara menimbulkan kontroversi

Liputan6.com, Jakarta Seorang pejabat di Tiongkok mengklaim bahwa Novel Coronavirus atau virus corona bisa menyebar melalui udara. Namun, pernyataan ini menimbulkan kontroversi.

Pada Sabtu pekan lalu, Zeng Qun, wakil kepala Biro Urusan Sipil Shanghai mengatakan bahwa virus corona bisa menyebar melalui transmisi langsung yang melibatkan seseorang terinfeksi.

China Daily melaporkan, Zeng menyatakan bahwa kemungkinan virus corona juga bisa mampu menular melalui udara.

"Transmisi aerosol mengacu pada pencampuran virus dengan tetesen di udara untuk membentuk aerosol, yang menyebabkan infeksi setelah terhirup, menurut para ahli medis," kata Zeng seperti dikutip dari Newsweek pada Senin (11/2/2020).

Oleh karena itu, Zeng mminta agar masyarakat waspada terhadap potensi penularan ketika menghadiri sebuah pertemuan.

Simak juga Video Menarik Berikut Ini

2 dari 2 halaman

Dianggap Klaim Tanpa Bukti Ilmiah

Namun, klaim ini menimbulkan kontroversi. Feng Luzhao dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Tiongkok mengatakan dalam konferensi persnya hari Minggu, tidak ada bukti ilmiah yang mendasarinya.

Feng mengatakan, rute penularan lewat udara paling memungkinkan adalah dari orang terinfeksi yang batuk atau bersin. Ini bukan berarti virus tersebut bisa bertahan dan masuk melalui udara dengan bebas. Selain itu, dia mengatakan virus ini tidak menyebar lewat buah dan sayuran.

Sementara itu, dikutip dari The New York Times, Shen Yingzhong dari Shanghai Public Health Clinical Center membantah klaim ini. Dia mengatakan kepada surat kabar The Paper bahwa cara penularan ini masih memerlukan penelitian lebih lanjut untuk memastikannya.

Ian Mackay, pakar virus dari Australian Infectious Diseases Research Centre mengatakan pada bahwa pernyataan ini hanya klaim tanpa bukti pendukung.

"Kita harus lebih berhati-hati karena kita telah melihat banyak klaim liar dan salah tentang virus ini, yang semuanya tidak memiliki bukti, ulasan ahli yang berkualitas, atau pertimbangan yang lambat dan hati-hati sebelum dipublikasikan," kata Mackay.