Sukses

Otak Lebih Sehat Setelah Menjadi Vegan?

Berikut penjelasan apakah menjadi vegan seutuhnya apakah baik untuk fungsi otak.

Liputan6.com, Jakarta Cemas terhadap dampak perubahan iklim, semakin banyak orang memilih untuk mengonsumsi makanan berbahan dasar dari tanaman ketimbang daging dan turunannya atau menjadi vegan.

Menjadi vegan sepenuhnya bisa menjadi langkah yang baik untuk kesehatan seseorang dan juga bumi, dilansir dari Bustle pada Selasa, 11 Februari 2020.

Penelitian telah menunjukkan bahwa omega-3 pada ikan, flavonoid dalam buah-buahan, sayuran hijau, dan kacang-kacangan semuanya dapat berkontribusi untuk menyehatkan otak.

Namun, ketika membahas tentang menjadi vegan sepenuhnya, belum ada banyak bukti untuk menentukan apakah itu bermanfaat bagi otak secara keseluruhan atau tidak.

"Sangat penting bahwa kita belajar lebih banyak tentang mengadopsi pola makan yang sehat bagi otak," kata dokter di Pusat Kesehatan Providence Saint John, Dr Scott Kaiser M D.

Menurut beberapa data pengamatan yang dikatakan oleh Dr. Scott Kaiser, menjadi vegan seumur hidup memiliki risiko lebih rendah terkena penyakit demensia.

Meskipun begitu, tidak ada bukti saat ini yang mendukung gagasan bahwa makan makanan nabati dapat mencegah penurunan kognitif. Beberapa ahli bahkan percaya bahwa veganisme sebenarnya dapat juga meningkatkan risiko penyakit seperti Alzheimer karena seseorang tidak mendapatkan lemak yang dibutuhkan.

Laporan dari Translational Psychiatry pada 2019 menemukan bahwa ada bukti dampak positif dari veganisme lainnya terhadap kesehatan. Penelitian mencatat bahwa sumbu usus-otak yang menghubungkan sistem pencernaan dengan suasana hati dan kesehatan otak, mungkin dipengaruhi oleh pola makan vegan.

Peneliti doktoral di Institut Max Planc untuk Kognitif Manusia dan Ilmu Otak, Evelyn Medawar mengatakan tidak ada uji coba acak untuk mendukung pernyataan tersebut. 

"Namun, kami menemukan beberapa bukti hubungan antara diet nabati dengan kesehatan mental," kata Medawar.

Ditemukan bahwa vegan memiliki lebih banyak gejala depresi daripada bukan vegan, tetapi juga ditemukan bahwa vegan membantu mengatasi gangguan suasana hati.

Makanan tertentu memang bisa membantu kesehatan otak.

"Banyak bukti menunjukkan efek otak menjadi positif dari makanan nabati yang kaya akan polifenol, pola makan anti-inflamasi, dan pola makan nabati," kata Kaiser.

Diet nabati cenderung memiliki banyak makanan yang kaya akan anti-oksidan, polifenol, fitokimia, dan asam lemak tak jenuh yang dapat membantu sel-sel otak tumbuh dan berkembang.

Sebuah studi yang diterbitkan dalam PLOS One pada 2010 menemukan juga bahwa vegan menunjukkan lebih banyak aktivitas otak yang berkaitan dengan pengendalian diri, empati, dan kesadaran tubuh mereka sendiri, daripada orang yang memakan daging.

Namun, itu bisa dikaitkan dengan sikap berbeda terhadap faktor lain, atau dikatakan tidak langsung ke makanan yang dikonsumsi.

Simak video menarik berikut ini:

2 dari 2 halaman

Tidak semua diet vegan diartikan sama

"Jika semua yang kamu makan adalah gula murni, itu secara teknis akan dianggap vegan, tetapi juga bisa sangat beracun atau tidak baik bagi otak," kata Kaiser.

Vegan juga perlu berhati-hati untuk mendapatkan nutrisi yang cukup dari makanan mereka karena kekurangan vitamin dan mineral penting yang dapat mempengaruhi kesehatan otak.

Veganisme dapat menyebabkan defisiensi B12 atau kolin, yang keduanya diperlukan untuk produksi neurotransmiter otak. Kolin cenderung ditemukan dalam produk hewani. Otak juga membutuhkan sejumlah lemak dan protein sehat agar berfungsi dengan baik, sehingga diet vegan perlu mengandung keduanya untuk membantu kesehatan otak.

Jika kita akan memahami hubungan antara pola makan vegan dan otak, Medawar mengatakan, perlu ada penelitian jangka panjang untuk melihat pola makan nabati secara rinci. Itu dilakukan juga dengan studi khusus tentang perlaku dan senyawa khusus dalam makanan.

"Untuk saat ini makan untuk kesehatan otak berarti mengunyah banyak makanan kaya nutrisi," ujar Kaiser.

Baginya, vegan atau tidak, ada banyak makanan yang bisa dinikmati dan dihindari untuk memberikan peluang kesehatan untuk otak, kebahagiaan, dan tajam selama bertahun-tahun.

Penulis : Vina Muthi A.