Liputan6.com, Jakarta Beberapa pria di Turki mengunjungi rumah sakit dengan masalah penglihatan mereka yang menjadi biru. Para dokter melaporkan, kondisi ini terjadi usai konsumsi obat disfungsi ereksi sildenafil, bahan aktif dalam Viagra.
Dalam sebuah laporan yang dipublikasikan di jurnal Frontiers in Neurology mengungkapkan, setidaknya ada 17 pria yang mengalami masalah penglihatan dan dialami selama 24 jam.
Baca Juga
Dilansir dari Live Science pada Rabu (12/2/2020), masalah yang dilaporkan antara lain penglihatan buram, sensitif cahaya, fungsi yang berkurang, hingga berubahnya persepsi terhadap warna, termasuk penglihatan yang menjadi berwarna biru atau disebut sianopsia.
Advertisement
Mereka yang mengalami sianopsia juga melaporkan buta warna pada merah dan hijau. Namun, tidak ada pasien yang mempunyai riwayat penyakit mata atau buta warna.
Saksikan Juga Video Menarik Berikut Ini
Bersifat Sementara
Dr. Cüneyt Karaarslan dari rumah sakit Dünyagöz Adana, penulis laporan tersebut mengungkapkan bahwa semua gejala tersebut hilang usai 21 hari.
"Bagi sebagian besar pria, semua efek samping (sildenafil) akan bersifat sementara dan ringan," kata Karaarslan.
"Namun, saya ingin menyoroti bahwa masalah mata dan penglihatan yang persisten mungkin ditemui untuk sejumlah kecil pengguna," Karaarslan menambahkan.
Advertisement
Penggunaan Dosis Secara Berlebihan
Live Science melaporkan sebelumnya bahwa sildenafil tidak hanya mengatur aliran darah ke penis namun juga menghambat enzim terkait yang disebut fosfodiesterase tipe 6, yang ditemukan dalam sel retina, sel peka cahaya di bagian belakang mata. Kemungkinan, dalam dosis tinggi, kondisi ini mengarah pada penumpukan molekul yang beracun bagi sel retina.
Karaarslan mencatat bahwa semua pasien dalam laporan ini merupakan pengguna sildenafil pertama kali. Namun, mereka semua mengambil dosis tertinggi yaitu 100 miligram dan tanpa resep.
Karena itu, Karaarslan merekomendasikan agar pria yang ingin menggunakan obat semacam ini harus mulai dengan dosis rendah dan dalam pengawasan medis atau dengan resep. Selain itu, dia juga mengatakan bahwa yang penting bukan hanya penggunaan obat-obatan di bawah pengawasan dokter.
"Meskipun obat-obatan ini digunakan di bawah kendali dokter dan pada dosis yang disarankan, memberikan dukungan seksual dan mental sangat penting. Dosis yang tidak terkendali dan tidak sesuai tidak boleh digunakan atau diulang," kata Karaarslan.