Sukses

WHO Akui Masih Perdalam Penelitian Virus Corona

World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa mereka juga masih perlu mengetahui lebih banyak soal virus SARS-CoV-2 dan sedang melakukan penyelidikan lanjutan soal virus corona COVID-19.

Liputan6.com, Jakarta World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa mereka juga masih perlu mengetahui lebih banyak soal virus SARS-CoV-2 dan sedang melakukan penyelidikan lanjutan soal virus corona COVID-19.

"Penyakit ini baru ditemukan akhir Desember 2019. Informasinya baru diketahui awal Januari 2020. Jadi sekarang baru dua bulan," kata Prof. Tjandra Yoga Aditama, Senior Advisor WHO South East Asia Regional Office.

"Jadi kalau teman-teman wartawan bertanya dengan sangat dalam, seakan-akan semua WHO harus sudah tahu, memang belum semuanya kita tahu," kata Tjandra dalam konferensi pers di gedung Dewan Pertimbangan Presiden, Jakarta, Senin (17/2/2020).

Usai pertemuannya dengan Wantimpres, Kementerian Kesehatan, dan perwakilan Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, Tjandra mengatakan, WHO telah mengumpulkan para ahli untuk mencari jalan yang lebih cepat untuk mendapatkan informasi yang lebih luas.

 

Simak Video Menarik Berikut Ini:

2 dari 2 halaman

Indonesia harus lebih waspada

Peneliti dari Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman Prof. Herawati Sudoyo mengatakan, meski karantina para Warga Negara Indonesia dari Wuhan, Tiongkok di Natuna sudah selesai, ancaman COVID-19 belumlah berakhir.

"Justru sekarang kita harus waspada," kata Herawati dalam kesempatan yang sama.

Herawati mengungkapkan bahwa di LBM Eijkman, virus corona adalah salah satu virus yang mereka pelajari. Namun, karena SARS-CoV-2 masih baru dua bulan sejak ditemukannya, mereka masih perlu mempelajari lebih lanjut soal itu.

"Jadi dua bulan ini, teman-teman tentu punya banyak pertanyaan tapi jawabannya mungkin kurang memuaskan. Karena kita semua masih belajar," kata Herawati.

"Virusnya juga belajar bagaimana dia menyebarkan dirinya. Kita belajar bagaimana di Indonesia mewaspadai dan melakukan kegiatan bersama," tambahnya.

Untuk itu, Herawati mengatakan perlunya perkuatan kemampuan laboratorium, melihat fasilitas yang ada, serta kolaborasi antar institusi.