Sukses

Jelaskan Hubungan antara Manusia dan Budaya, Menko Muhadjir Gunakan Filosofi Kursi

Menko PMK Muhadjir Effendy menjelaskan dalam perspektif filsafat tentang hubungan antara manusia dan kebudayaan, salah satunya dengan contoh "kursi"

Liputan6.com, Jakarta Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mengatakan bahwa kebudayaan dan manusia sesungguhnya tidak bisa dipisahkan.

Hal ini disampaikan oleh Muhadjir Effendy dalam Rapat Kerja Kesehatan Nasional (Rakerkesnas) 2020 pada Rabu kemarin. Dalam perspektif filsafat, budaya merupakan sesuatu yang lekat pada manusia.

"Tidak ada ciptaan Tuhan di dunia ini, yang berbudaya kecuali manusia," kata Muhadjir dalam sambutannya di Rakerkesnas 2020 di Kemayoran, Jakarta, ditulis Kamis (20/2/2020).

Muhadjir mengatakan, karena memiliki akal, maka manusia memiliki sebuah dunianya sendiri yang disebut mikrokosmos atau sering disebut jagat cilik atau alam kesadaran. Sementara, di luar manusia, terdapat alam raya atau sering disebut jagat gede atau makrokosmos.

Namun, meski namanya mikrokosmos, Muhadjir mengatakan alam diri manusia adalah suatu hal yang sangat luas dan tidak bisa dibayangkan ukurannya.

"Hanya memang misinya itu berupa bahasa dan kode," ujarnya. "Manusia itu memiliki keahlian untuk mengkode sesuatu. Membuat sesuatu menjadi simbol. Itu hebatnya manusia."

Simak juga Video Menarik Berikut Ini

2 dari 2 halaman

Beri Contoh dengan Kursi

Di sini, mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu mencontohkan hubungan antara manusia dan kebudayaan dengan "filosofi kursi."

"Misalnya kursi yang gede ini. Oleh manusia cukup dirumuskan dalam beberapa kata menjadi kata 'kursi' dan itu secara kontraktual bisa dipakai untuk ngomong dengan orang lain. Mungkin kita tidak pernah menyadari bahwa kita mengadakan kontrak sosial untuk menyepakati tentang istilah kursi," ujarnya.

Sementara, kursi juga bisa dianggap memiliki makna yang lain oleh sebuah kelompok tertentu. Misalnya seperti anggota Dewan Perwakilan Rakyat atau dalam agama.

"Jadi alam manusia juga sangat luas, tetapi karena ada simbol-simbol tertentu maka manusia juga meringkasnya, kita tidak tahu di mana bagian dalam alam kesadaran itu," kata Muhadjir.

"Itulah budaya, manusia bisa menciptakan sesuatu, sementara yang lain tidak bisa. Karena itu, kita boleh mengatakan bahwa manusialah yang mewarisi atau mendapatkan rembesan Tuhan Yang Maha Pencipta, yaitu kreativitas. Dan itu karena manusia ciptaan yang paling sempurna, dan memiliki jagat cilik. Itu dalam konteks budaya. Jadi semua yang diciptakan selain oleh Tuhan itu yang namanya budaya."

 Â