Liputan6.com, Jakarta Virus corona baru per 21 Februari kini telah menginfeksi hampir 76.828 orang. Sebagian besar virus menyebar melalui cairan dari sistem pernapasan dan kontak dengan orang yang terkena infeksi virus tersebut. Tetapi penelitian baru menunjukkan bahwa itu juga dapat menyebar melalui kotoran, seperti yang dilansir livescience.
Tes sebelumnya telah menemukan bahwa virus corona dapat menular dari kotoran manusia, tetapi belum jelas apakah virus itu akan menyebar pada orang lain, menurut laporan livescience sebelumnya.
Baca Juga
"Kami mengisolasi satu pasien terinveksi virus corona yang menderita pneumonia berat dan memeriksa virus tersebut di bawah mikroskop elektron. Ini berarti bahwa kotoran manusia dapat mencemari tangan, makanan, air, dll," tulis laporan CDC China.
Advertisement
Peneliti mengatakan, orang yang menggunakan kamar mandi dan kemudian tidak mencuci tangan akan menyebarkan virus ke orang lain.
"Virus ini memiliki banyak transmisi yang kuat. Untuk menghindari kontaminasi tinja, CDC merekomendasikan untuk sering mencuci tangan, menjaga kebersihan pribadi, menghindari konsumsi makanan mentah, merebus air sebelum meminumnya, dan mendisinfeksi lingkungan rumah sakit," tulis peneliti.
Virus corona menular lewat udara menimbulkan kontroversi
Beberapa pekan lalu, seorang pejabat di Tiongkok mengklaim bahwa Novel Coronavirus atau virus corona bisa menyebar melalui udara. Namun, pernyataan ini menimbulkan kontroversi.
Namun, klaim ini menimbulkan kontroversi. Feng Luzhao dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Tiongkok mengatakan dalam konferensi persnya hari Minggu, tidak ada bukti ilmiah yang mendasarinya.
Feng mengatakan, rute penularan lewat udara paling memungkinkan adalah dari orang terinfeksi yang batuk atau bersin. Ini bukan berarti virus tersebut bisa bertahan dan masuk melalui udara dengan bebas. Selain itu, dia mengatakan virus ini tidak menyebar lewat buah dan sayuran.
Sementara itu, dikutip dari The New York Times, Shen Yingzhong dari Shanghai Public Health Clinical Center membantah klaim ini. Dia mengatakan kepada surat kabar The Paper bahwa cara penularan ini masih memerlukan penelitian lebih lanjut untuk memastikannya.
Ian Mackay, pakar virus dari Australian Infectious Diseases Research Centre mengatakan pada bahwa pernyataan ini hanya klaim tanpa bukti pendukung.
"Kita harus lebih berhati-hati karena kita telah melihat banyak klaim liar dan salah tentang virus ini, yang semuanya tidak memiliki bukti, ulasan ahli yang berkualitas, atau pertimbangan yang lambat dan hati-hati sebelum dipublikasikan," kata Mackay.
Penulis : Jasmine Belgia
Advertisement