Liputan6.com, Jakarta Penyanyi Demi Lovato kembali mengisahkan kondisinya setelah sembuh dari ketergantungan narkoba dan menjalani perawatan karena gangguan mentalnya.
Kini ia bercerita soal media sosial yang menurutnya sangat menguji kesehatan mental hingga pemicu terbesar dari stres.
Baca Juga
"Media sosial itu sendiri adalah pemicu setres." Lovato mengatakan pada Ashley Graham pada podcast model "Pretty Big Deal" yang dirilis Selasa.
Advertisement
Akibat banyak komentar negatif netizen, Lovato mengakui, ia tak pernah segan untuk memblokir siapapun yang menghina dirinya.
"Saya suka memblokir orang, baik yang saya kenal ataupun orang yang tidak saya kenal." ujar Lovato, dikutip Today.
Ia juga menggunakan media sosial untuk mempromosikan pesan positif tentang tubuh. Ia mendapat pujian dari para penggemarnya pada September lalu ketika dia memposting foto bikini yang belum diedit tentang dirinya selama liburan Bora-Bora.
"Ini adalah ketakutan terbesarku. Fotoku memakai bikini yang belum diedit. Dan coba tebak, itu SELULIT !!!! Aku benar-benar sangat lelah dengan tubuhku, mengeditnya (ya foto bikini lainnya telah diedit - dan aku benci aku melakukan itu, tetapi itu adalah kebenaran)," tulisnya di salah satu foto instagramnya.
Sebelumnya, Lovato mengatakan, ingin menjadi dirinya sendiri dengan tidak mendengarkan apa yang dikatakan orang lain tentangnya. Foto yang diedit tidak lain untuk membuat orang lain berpikir bahwa ia cantik.
Simak Video Menarik Berikut Ini:
Cintai diri sendiri
Penyanyi berusia 27 tahun itu bahkan mengaku sudah muak dengan diet yang menyiksa diri hingga dirinya benar-benar takut bertemu dengan kue sesungguhnya. Demi pun menekankan mencintai dirinya sendiri.
"Anda juga harus mencintai diri sendiri! Sekarang kembali ke studio. Aku sedang mengerjakan lagu. Hanya ingin membuat semuanya jelas. Aku tidak tertarik pada penampilanku tetapi aku menghargai itu dan terkadang itulah yang terbaik yang bisa kulakukan," tambahnya.
Selama 45 menit, Lovato berbicara tentang pengalamannya dalam mengatasi kecanduan terhadap ganja, Adderall dan Kokain. Graham menulis di instagram bahwa ia kagum pada pengalaman dan saling keterbukaannya.
Kenyamanannya, kebijaksanaannya, dan imannya yang baru telah membawanya ke tempat dia cukup nyaman untuk menetapkan batasan untuk sembuh, ini dapat kita jadikan sebagai pelajaran kedepannya.
Advertisement