Sukses

Tak Pernah Minum, Air Kencing Wanita di AS Mengandung Alkohol karena Kondisi Langka

Air kencing seorang wanita mengandung alkohol, padahal dirinya tak pernah mengonsumsi minuman tersebut sebelumnya

Liputan6.com, Jakarta Seorang wanita di Pittsburgh, Amerika Serikat mengalami kondisi tak biasa. Air kencingnya mengandung alkohol padahal, dia tidak pernah mengonsumsinya sebelum buang air kecil.

Wanita 61 tahun ini mendatangi University of Pittsburgh Medical Centre Presbyterian Hospital untuk mendaftar transplantasi hati. Dokter awalnya menduga dia mengalami masalah kecanduan alkohol usai tes urin menunjukkan hasil positif.

"Namun, kami mencatat bahwa hasil tes plasma untuk etanol dan hasil tes urin untuk etil glukuronida dan etil sulfat, yang merupakan metabolit etanol adalah negatif, sedangkan hasil tes urin untuk etanol adalah positif," tulis para dokter dalam catatan kasusnya, seperti dilansir dari Science Alert pada Rabu (26/2/2020).

Pasien tersebut juga menyatakan berkali-kali bahwa dia tidak mengonsumsi alkohol. Selain itu, tidak ada tanda-tanda keracunan atau mabuk dalam pemeriksaan tersebut.

"Ketika saya memeriksa rekam medis pasien dan mengetahui situasinya, saya mulai merasa wajib untuk melakukan sesuatu pada pasien ini karena mungkin, dia secara keliru disalah artikan sebagai penyalahguna alkohol," kata penulis senior studi Dr. Kenichi Tamama dikutip dari Live Science.

Simak juga Video Menarik Berikut Ini

2 dari 2 halaman

Memiliki Kondisi Tak Biasa

Tes lain menemukan hal yang tak biasa. Para dokter menyatakan ada sejumlah besar glukosa dalam urinnya serta tingkat ragi yang tinggi dalam sampel air seni wanita itu. Mereka lalu melakukan penelitian lanjutan.

"Kami menyimpulkan bahwa ketidaksesuaian tes paling mungkin dijelaskan karena ragi yang menfermentasi gula dalam kandung kemih," kata para penulis dalam laporannya.

Mereka juga mengungkapkan bahwa ragi tersebut adalah Candida glabrata, mikroba alami di dalam tubuh yang terkait dengan ragi di bir, namun mereka umumnya tidak ditemukan dalam tubuh dengan jumlah yang tinggi.

Wanita ini didiagnosis "bladder fermentation syndrome" atau "urinary auto-brewery syndrome." Keduanya mirip dengan sindrom serupa lain yang disebut "auto-brewery syndrome." Keadaan tersebut membuat seseorang yang mengonsumsi karbohidrat saja, bisa merasa mabuk tanpa mengonsumsi alkohol.

Perawatan untuk mengeliminasi ragi gagal. Kemungkinan dikarenakan diabetes pada pasien yang tidak terkontrol. Namun, para dokter tetap mempetimbangkan transplantasi hati pada wanita ini.

Kasus ini dicatat dalam Annals of Internal Medicine. Walau begitu, para dokter tidak mengungkapkan kondisi pasien dan perawatan apa yang didapatkannya lebih lanjut.