Sukses

Italia Terkena, Eropa Siaga Hadapi Virus Corona

Italia menjadi negara paling terdampak virus corona, negara-negara Eropa pun ikut bersiaga

Liputan6.com, Jakarta "Kita berbicara tentang virus yang tidak menghormati perbatasan," kata Menteri Kesehatan Italia Roberto Speranza ketika Virus Corona COVID-19 mulai menjangkiti masyarakat di negara tersebut serta beberapa negara Eropa lainnya yang kebanyakan juga berasal dari Italia.

Mengutip South China Morning Post pada Rabu (26/2/2020), Italia menjadi "titik panas" virus corona di Eropa. Berdasarkan data yang dihimpun dari Johns Hopkins CSSE, hingga Rabu pukul 13.15, terdapat 322 pasien yang dikonfirmasi positif di negara itu, dengan 10 kematian.

Namun bukan hanya Italia saja. Negara tetangga mereka seperti Austria, Kroasia, Spanyol, dan Swiss, baru-baru ini melaporkan kasus COVID-19 menyusul beberapa negara seperti Jerman dan Prancis.

Austria misalnya. Pada Selasa waktu setempat, mereka melaporkan kasus pertama pada pasangan yang berasal dari Italia. Keduanya berusia 24 tahun dan berasal dari Lombardy.

Saksikan Juga Video Menarik Berikut Ini

2 dari 3 halaman

Belum Menutup Perbatasan

Sementara itu, dikutip dari The Sun, pemerintah Spanyol menyatakan bahwa seorang wanita dari Barcelona yang baru saja melakukan perjalanan ke Italia, positif virus corona.

Di Tenerife, Spanyol, sekitar seribu orang harus dikarantina dalam sebuah hotel usai seorang pria dinyatakan positif virus corona. Sementara di Yunani, dua orang yang dicurigai terjangkit COVID-19 dilarikan ke rumah sakit di Athena.

Meski siaga, namun para menteri kesehatan di negara-negara Eropa menyatakan bahwa mereka tidak akan menutup perbatasan dengan Italia. Menurutnya, tindakan tersebut tidak proporsional dan tidak efektif, meskipun jumlah infeksi terus meningkat.

3 dari 3 halaman

Tetap Antisipasi

Hal inilah yang memicu pernyataan Speranza seperti yang telah ditulis di atas. Selain itu, Menkes Jerman Jens Spahn mengatakan bahwa situasi tersebut mereka tangani dengan sangat serius.

"Virus Corona telah mencapai Eropa untuk pertama kalinya dalam situasi di mana kita tidak memahami setiap rantai infeksi dan mereka tidak terkoneksi langsung ke Tiongkok. Ini berarti kita memiliki situasi baru untuk dihadapi," kata Spahn.

"Saya telah mengatakan ini bisa menjadi lebih buruk sebelum membaik dan penilaian ini masih berlaku," tambahnya.

Namun, bukan berarti negara-negara Eropa tidak memperketat pengawasan. Walaupun beberapa perbatasan dengan Italia tetap dibuka, namun ada beberapa langkah antisipasi tambahan pada mereka yang baru berasal dari beberapa wilayah, misalnya Lombardy dan Veneto.

Antisipasi ini di antaranya skrining medis, pintu khusus di bandara, hingga rekomendasi untuk isolasi mandiri. Selain itu, pada Minggu malam pekan lalu, Austria sempat menahan lalu lintas kereta api yang masuk dari Italia usai ditemukan kasus suspect virus corona dalam kereta relasi Venesia-Munich. Namun, dua orang tersebut dinyatakan negatif COVID-19.