Sukses

Peringatan Konten!!

Artikel ini tidak disarankan untuk Anda yang masih berusia di bawah

18 Tahun

LanjutkanStop di Sini

Studi: Diet Junk Food ala Barat Bikin Jumlah Sperma Menurun Drastis

Sebuah studi menyatakan bahwa diet Barat yang penuh dengan konsumsi junk food berpotensi menurunkan kualitas dan jumlah sperma

Liputan6.com, Jakarta Sudah banyak penelitian yang menemukan risiko mengonsumsi junk food secara berlebihan. Baru-baru ini, temuan lain menyatakan bahwa kebiasaan tersebut bisa menurunkan jumlah sperma pada pria secara drastis.

Dalam sebuah penelitian yang dimuat di JAMA Network Open pada pekan lalu, "diet ala Barat" yang berisi dengan makanan olahan junk food seperti pizza atau daging merah, terkait dengan kualitas sperma yang lebih rendah.

Dilansir dari New York Post pada Rabu (26/2/2020), studi ini mencatat bahwa kualitas sperma telah menurun selama beberapa dekade terakhir. Analisis pada lebih dari 185 penelitian lain menunjukkan, jumlah sperma pada pria di negara-negara Barat menurun sekitar 50 hingga 60 persen dari 1973 sampai 2011.

"Meskipun ada perdebatan yang berlangsung tentang penyebab dasar penurunan ini, ada kekhawatiran dan bukti yang berkembang bahwa paparan lingkungan seperti bahan kimia yang mengganggu endokrin dan polusi udara atau faktor perilaku seperti merokok dan konsumsi alkohol dapat menjelaskan penurunan ini," tulis para peneliti.

Simak juga Video Menarik Berikut Ini

2 dari 2 halaman

Diet Sehat Paling Tepat

Penelitian ini melakukan analisa pada 2.935 pria Denmark dengan usia rata-rata 19 tahun, indeks massa tubuh normal, serta pola makannya.

Beberapa diet yang diteliti pada mereka termasuk diet Barat, diet yang sehat secara umum, pola makan tradisional Denmark, serta diet vegetarian.

Studi tersebut mencatat, kualitas diet di negara-negara Barat telah berubah drastis dalam 50 tahun terakhir. Orang-orang cenderung mengonsumsi kalori, daging, keju, lemak, dan gula tambahan, serta biji-bijian olahan.

"Faktor gizi dan kebiasaan makan adalah faktor perilaku potensial yang berkontribusi terhadap penurunan kualitas semen sekuler, yang menerima perhatian yang relatif rendah."

Laporan tersebut mengungkapkan bahwa diet yang sehat secara umum menunjukkan jumlah sperma yang paling tinggi, disusul oleh pola makan vegetarian, serta diet tradisional ala Denmark.