Liputan6.com, Jakarta Seks memiliki banyak manfaat bagi tubuh yang sudah terbukti dalam berbagai penelitian. Itu dapat membantu mengurangi rasa sakit, membuat lebih mudah untuk tidur, dan memperkuat sistem kekebalan tubuh. Namun, itu juga bisa memiliki efek yang tidak terduga pada suasana hati seseorang.
Seseorang bisa saja merasa sedih setelah melakukan hubungan seksual. Kesedihan itu biasa disebut dengan post-coital dysphoria (PCD).
Baca Juga
“PCD merupakan perasaan sedih, marah, dan susah umumnya setelah berhubungan seks,” kata penasihat seks di New York, Ian Kerner, PhD, dilansir dari Health pada Kamis, (27/2/2020).
Advertisement
Seseorang mungkin mengalaminya saat berhubungan seks, tetapi itu juga terjadi ketika seseorang sedang bersama pasangannya yang membuatnya merasa dekat dan hubungan seks itu terasa menyenangkan.
Sebuah survei pada tahun 2015 yang diterbitkan dalam Sexual Medicine menemukan bahwa sebanyak 46 persen mengalami setidaknya satu kali dan sebanyak 5 persen sering merasa sedih dan kesepian setelah berhubungan seks
Penelitian itu difokuskan pada wanita, tetapi bisa juga menyerang pria.
Kerner mengatakan, “PCD tidak diteliti dengan baik, tetapi saya percaya kesedihan ada hubungannya dengan hormon.”.
Pada dasarnya, khusus untuk wanita, seks dan orgasme dapat melepaskan hormon oksitosin, yang memfasilitasi keterikatan dan koneksi. Jika seseorang melakukan hubungan seksual seperti biasa, masih akan merasakan peningkatan hormon oksitosin.
Jika seseorang merasakan kesedihan itu, mungkin saja mencerminkan ketidakbahagiaan dengan hubungannya.
Seks juga membuat seseorang merasa rentan dan kerentanan itu dapat membuat seseorang menjadi sedih.
“Setelah seks adalah periode yang reflektif dan itu bisa memunculkan emosi dan pengalaman yang biasanya terpendam,” ujar Kerner.
Hal itu, kata baginya, dapat memicu air mata dan perasaan sedih.
Kerner memberikan contoh pasangan yang telah bertengkar dan kemudian melakukan hubungan seks.
“Dengan pola pertengkaran, berhubungan seks mungkin terasa hebat, tetapi setelahnya mungkin saja seseorang menyadari bahwa mereka sebenarnya tidak benar-benar terhubung,” ucap penasihat seks di New York.
Terlebih lagi, trauma di masa lalu juga berkontribusi dalam perasaan sedih setelah berhubungan seks. Korban penyerangan seksual, misalnya, mungkin merasa sangat emosional jika pengalaman seksual mengingatkan mereka akan penyerangan.
Simak Video Menarik Berikut Ini:
Temui terapis
Jika seseorang mengalami PCD dan tidak yakin itu kenapa, itu menjadi alasan tepat untuk menemui terapis yang dapat membantu permasalahan itu.
Kerner menambahkan, “Memberi diri orgasme melalui masturbasi dan kemudian melihat dimana pikiran itu memanas, dapat membantu mendapatkan ide tentang apa yang mungkin membuatnya merasa sangat emosional.”
Itu menjadi sebuah pertanyaan apakah ia menangis, tertawa, atau bahkan memiliki reaksi setelah berhubungan seks lain.
Ketahuilah bahwa emosi apapun yang dirasakan itu valid.
Penulis : Vina Muthi A.
Advertisement