Sukses

Minuman Berkafein dapat Kurangi Rosacea, Apa Iya?

Temuan ini menunjukkan bahwa mereka yang minum empat atau lebih cangkir kopi sehari menunjukkan pertahanan terkuat terhadap rosacea.

Liputan6.com, Jakarta - Menurut sebuah studi baru yang diterbitkan dalam JAMA Dermatology, wanita yang secara teratur mengonsumsi minuman berkafein lebih kecil kemungkinannya menderita rosacea - suatu kondisi kulit yang ditandai dengan kemerahan, dan pembuluh darah yang terlihat di wajah.  

Diwartakan dalam Mens Health, temuan ini menunjukkan bahwa mereka yang minum empat atau lebih cangkir kopi sehari menunjukkan pertahanan terkuat terhadap kondisi kulit yang meradang, sedangkan mereka yang minum kopi kurang dari itu 23 persen lebih mungkin menderita masalah ini.

Sebuah tim yang dipimpin oleh Wen-Qin Li dari Brown University menganalisis penelitian sebelumnya yang terjadi antara tahun 1990-an dan awal 2000-an. Para ilmuwan memeriksa faktor gaya hidup, catatan makanan, dan informasi medis dari puluhan ribu perawat wanita.

Mereka ditanyai tentang kebiasaan minum kafein seperti kopi dan teh, serta minuman berkarbonasi dan cokelat. Sebanyak 82.737 ribu perempuan juga ditanya apakah mereka pernah didiagnosis rosacea. 

 

Simak Video Menarik Berikut:

2 dari 2 halaman

Perlu lebih banyak penelitian

Tim penulis menganalisis asupan kafein yang dilaporkan sendiri, dan dikumpulkan antara tahun 1991 dan 2005 atau tahun responden didiagnosis dengan rosacea. 

Para ilmuwan juga mempertimbangkan faktor-faktor lain yang terkait dengan rosacea seperti merokok, asupan alkohol, Indeks Massa Tubuh (IMT), dan aktivitas fisik. 

Hasilnya, kafein yang ditemukan dalam minuman lain, atau cokelat tidak dapat mengurangi kemungkinan rosacea atau kopi tanpa kafein. Para peneliti menunjukkan bahwa tidak hanya kafein, tetapi senyawa bioaktif lain yang hanya ditemukan dalam kopi dapat membantu mencegah timbulnya atau gejala rosacea melalui karakteristik anti-inflamasi. Namun, mereka mengakui diperlukan lebih banyak penelitian.

“Ini adalah penelitian observasional, bukan uji klinis acak (Randomised Clinical Trial/RCT), yang secara luas dianggap sebagai standar emas dalam mengevaluasi hubungan sebab akibat.” tulis penulis penelitian. 

Dia menambahkan, "Penelitian ini memberikan bukti bahwa pasien dengan rosacea tidak perlu menghindari kopi, dan itu memberi kita satu alasan lagi untuk terus minum kopi secara teratur. Kami akan mengangkat mug perjalanan berisolasi untuk itu!"

 

Penulis: Lorenza Ferary