Sukses

Muncul Tren Wuhan Shake, Warga Bersalaman dengan Kaki dan Siku

Wuhan Shake,berjabat tangan tanpa menyentuh tangan. Hal ini dilakukan untuk mencegah penularan virus. Karena tangan merupakan sumber penularan virus paling utama.

Liputan6.com, Jakarta Ditengah kekhawatiran akan virus corona tak membuat sebagian besar orang kehilangan sisi humornya. Kini muncul tren Wuhan Shake yaitu berjabat tangan tanpa menyentuh tangan.

Hal ini dilakukan untuk mencegah penularan virus corona mengingat tangan merupakan sumber penularan virus paling utama.

Daripada menggunakan tangan, warga China saling bersalaman dengan menggunakan kaki atau siku lengan.

Cara bersalaman baru ini ternyata menjadi viral di media sosial karena orang-orang dari berbagai belahan dunia turut melakukannya. Dalam video , diperlihatkan bagaimana orang-orang sambil memakai masker bersalaman menggunakan kaki mereka dan beberapa menggunakan siku lengan, mengutip dari BBC.

 

 

Orang -orang memberikan reaksi pada postingan tersebut dengan positif.

"Sungguh luar biasa", tulis salah satu komentar. "Itu merupakan ide yang bagus dan Anda tidak perlu hand sanitizer", tulis yang lainnya.

Alternatif sapaan ini muncul setelah ahli kesehatan, termasuk Dr. Sylvie Briand, direktur Department of Pandemic and Epidemic Diseases di World Health Organization (WHO), telah mendesak orang-orang (terutama orang barat yang sudah biasa berjabat tangan, berpelukan, bahkan saling mencium sebagai ucapan salam) untuk menyapa orang lain dengan cara yang berbeda.

Di twitter, Dr. Briand membagikan alternatif salaman dengan "lambaian tangan", "wai" (salam orang Thailand), dan "siku lengan", mengutip dari Nzherald.

 

 

2 dari 2 halaman

Pro dan kontra salam di beberapa negara

Di New Zealand, John Whaanga, wakil direktur jenderal Departemen Kesehatan untuk kesehatan suku Maori mengatakan kepada Waatea News bahwa mengganti salam tidak berkaitan dengan budaya.

"Banyak yang khawatir budaya hongi (salam dengan menempelkan hidung) bisa hilang. Namun ini bukan hanya tentang budaya jika ingin melakukan perubahan. Di Australia, orang-orang saat ini berhenti berjabat tangan", ujarnya.

"Jadi saya ingin menunjukkan bahwa itu tidak akan berdampak pada budaya hanya beberapa orang mempraktikkan salaman," Ujar Whaanga.

Beberapa warga New Zealand kini lebih memilih untuk tidak menyapa pendatang baru dengan hongi.

Di Switzerland, Menteri Kesehatan Alain Berset menyarankan orang-orang untuk tidak bersalaman sebagaimana biasanya, yang biasanya saling mencium di pipi masing-masing.

"Kami tahu bahwa menjaga jarak merupakan langkah terbaik dalam memperlambat penyebaran virus. Maka dari itu, menyapa dengan ciuman harus dipertimbangkan dengan serius," ujar Berset di koran SonntagsZeitung.

Sebagai tambahan, menghindari kontak dengan orang sakit, rutin mencuci tangan dan mengeringkannya dengan baik (yang menteri kesehatan sebut dengan 'good hygiene'), dan langkah mudah lainnya dapat membantu menghentikan penyebaran virus corona.