Liputan6.com, Jakarta Juru bicara pemerintah untuk penanganan virus corona, Achmad Yurianto menegaskan saat ini belum ada obat yang dapat menyebuhkan pasien dari virus corona (COFID-19). Tetapi kunci utama untuk mengobatinya yaitu dengan cara meningkatkan daya tahan tubuh.
"Karena belum ada spesifik obatnya seperti apa maka kuncinya meningkatkan daya tahan tubuh," kata Yuri di Kantor Staf Presiden, Jakarta Pusat, Kamis (5/3).
Baca Juga
Sebab itu, tim kesehatan memperlakukan pasien yang positif corona dengan cara meningkatkan kenyamanan pasien serta memberikan vitamin. Sehingga daya tahan tubuh pasien meningkat. Hal tersebut kata dia yang dilakukan China untuk menyebuhkan pasien yang positif corona.
Advertisement
"Sehingga apa yang dilakukan RS yang merawat pasien dengan corona virus positif adalah supporting therapy menggunakan suplemen," kata Yuri.
"Segala macam untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Standarnya sama. Di China pun pasien diberi herbal dan sebagainya, sama tidak ada masalah dengan itu," lanjut Yuri.
Simak Video Menarik Berikut Ini:
Ilmuwan masih uji coba obat
Salah satu obat yang digunakan untuk mengobati pasien COVID-19 adalah kombinasi antiretroviral ritonavir dan lopinavir dengan merk dagang Kaletra. Lopinavir dan ritonavir merupakan obat antiretroviral yang biasa dipakai oleh pasien HIV.
Kombinasi obat itu tampaknya mempu mencegah enzim protease mengizinkan virus corona matang dan berkembang biak, tulis laporan ilmiah. Namun peneliti juga menggarisbawahi bahwa studi ini masih dalam tahap awal.
Selain meneliti lopinavir dan ritonavir, peneliti juga menguji obat lain, remdesivir yang diproduksi oleh Gilead Sciences. Remdesivir adalah jenis obat yang biasa digunakan untuk mengatasi Ebola. Uji coba pada hewan menunjukkan, kembang biak strain coronavirus lain, termasuk MERS bisa dicegah dengan remdesivir.
Intan Umbari Prihatin/Merdeka.com
Advertisement