Liputan6.com, Jakarta Hand sanitizer mirip seperti pelembab bibir atau lip gloss. Jika Anda seorang germafobia (fobia terhadap kuman/bakteri), Anda mungkin memiliki sebuah botol mini di saku, dompet, tas olahraga, ransel atau lemari Anda. Sehingga setiap saat Anda membutuhkannya, Anda dapat dengan mudah menjangkaunya.
Namun, bagaimana bila setelah Anda cek, cairan antiseptik ini ternyata kedaluwarsa?
Baca Juga
Sebagian besar hand sanitizer mencantumkan tanggal kedaluwarsa yang tertera pada kemasan. "Bahan aktif hanya dijamin efektif hingga tanggal kedaluwarsa," ujar Dr. Andrew Alexis, MD, kepala departemen dermatologi Mount Sinai, mengutip Womenshealthmag.
Advertisement
"Namun perlu diperhatikan, tidak ada tanda-tanda visual yang jelas jika hand sanitizer sudah kedaluwarsa, sehingga memeriksa label adalah satu-satunya cara yang dapat diandalkan untuk mengetahui apakah itu masih layak dipakai," ujarnya.
Di sisi lain, Suzanne Willard, PhD, seorang profesor klinis dan dekan untuk kesehatan global di Rutgers School of Nursing mengatakan, tidak semua botol mencetak tanggal kedaluwarsanya, sehingga Anda dapat berasumsi hand sanitizer memiliki masa simpan setidaknya satu tahun sebelum kedaluwarsa.
Â
Â
Simak Video Menarik Berikut Ini:
Lalu, apakah aman menggunakan hand sanitizer yang sudah kadaluarsa?
Menurut Willard, Anda masih bisa menggunakannya. "Ini lebih baik daripada tidak sama sekali," ujarnya. Menggosok tangan dengan hand sanitizer akan membantu Anda menyingkirkan beberapa kuman, tambahnya.
Para ahli juga mengatakan Anda bisa membuat sendiri hand sanitizer jika dalam keadaan darurat. Syaratnya yaitu dengan menggunakan 70% isopropil-alkohol sebagai desinfektan kulit, oleskan sedikit pada kapas dan Anda bisa menggunakannya sebagai penyeka tangan, saran Alexis.
"Kelemahannya adalah membuat kulit kering, sehingga diperlukan pelembab tangan atau jel lidah buaya setelahnya untuk membantu mengatasi kekeringan kulit."
Malas membuatnya, atau takut salah dalam pembuatannya?
Vodka dan alkohol suling memiliki efek membunuh kuman yang sama, menurut Willard. Tapi bagaimana pun, sering mencuci tangan lebih baik.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) mencatat, mencuci tangan mengurangi jumlah semua jenis kuman dan bahan kimia di tangan. Tetapi jika sabun dan air tidak tersedia, menggunakan hand sanitizer dengan setidaknya 60% alkohol dapat membantu Anda menghindari sakit dan menyebarkan kuman ke orang lain.
"Hand sanitizer berbahan dasar alkohol dapat menonaktifkan banyak jenis mikroba jika digunakan dengan benar. Dan tetap saja, mencuci tangan dengan sabun dan air masih merupakan pilihan terbaik," ujar Alexis.
Advertisement