Sukses

Remaja Bunuh Bocah 6 Tahun, Kenali 3 Tanda Anak Alami Gangguan Jiwa

Remaja anak bunuh bocah 6 tahun, ketahui tanda anak mengalami gangguan jiwa.

Liputan6.com, Jakarta Saat ini Tim Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur masih mengobservasi kejiwaan remaja bunuh bocah 6 tahun di Sawah Besar, Jakarta Pusat, NF (15). NF melakukan aksinya karena terinspirasi film horor yang kerap ditonton.

Kepada polisi, remaja bunuh bocah 6 tahun tersebut mengaku puas atas perbuatan kejinya. Untuk mengenali, apakah remaja itu mengalami gangguan jiwa memang perlu pendalaman.

Psikolog forensik Reza Indragiri Amriel menyampaikan, cara kita melihat tanda-tanda secara dini, anak mengalami gangguan jiwa dan berperilaku menyimpang, bukan hanya melihat dari keseharian di rumah saja.

"Yang namanya anak kan kehidupannya enggak hanya di sekitar rumah saja. Dia punya kehidupan di sekolah dan di media sosial," tutur Reza dalam sebuah siaran Live, ditulis Senin (9/3/2020).

"Jadi, kalau mau mengetahui tanda-tanda anak berperilaku mencurigakan (apalagi yang mengarah pada gangguan jiwa), barangkali harus kita koreksi. Bahwa bukan hanya melihat keseharian anak di rumah, tapi juga di sekolah dan media sosialnya."

Saksikan Video Menarik Berikut Ini:

2 dari 3 halaman

Menyiksa Hewan dan Bermain Api

Ada perilaku yang menjadi ciri-ciri anak mengalami gangguan jiwa, yang berujung pada suatu bentuk menghilangkan nyawa orang lain. Tanda-tanda ini bisa dilihat sejak anak kecil.

"Pertama, ciri-ciri masa kanak-kanak, dia terus menerus buang air sembarangan, seolah tidak bisa mengendalikan kandung kemih atau organ pembuangan lain. Saat anak harus buang air, dia tidak buang air," Reza menerangkan.

"Saat dia harus menahan buang air, malah dia buang air. Dalam hal ini, dia berulang kali terus menerus tidak mampu mengendalikan buang air dengan baik." 

Kedua, semasa kanak-kanak suka menyiksa hewan. Pada kasus remaja berinisial NF yang membunuh bocah 6 tahun di Kecamatan Sawah Besar, Jakarta Pusat pada Kamis 5 Maret 2020, penyelidikan polisi mengungkap, si remaja punya kebiasaan menganiaya hewan. 

NF sering menyiksa dan membunuh hewan, seperti kodok hingga cicak. Bahkan ia juga pernah melempar kucing peliharaannya dari lantai dua karena kesal.

Ketiga, variasi lainnya, yakni bermain api, listrik, dan seterusnya. 

"Tiga pertanda tadi, termasuk pembangkangan yang menunjukkan kepada dunia, bahwa 'Saya mampu menguasai dan tidak dikuasai. Saya bisa melawan dan mereka (orang lain) tidak melakukan perlawanan.' Tapi ya mustahil pada usia anak-anak bisa mengatakan kalimat begitu. Nah, itu dilihat dari gaya bahasa tubuh anaknya," tegas Reza.

3 dari 3 halaman

Coretan Gambar

Menyoal coretan gambar hitam putih yang terpampang, seperti gambar orang diikat, apakah itu menjadi pertanda tindakan yang sudah direncanakan remaja NF? 

"Soal gambar-gambar terkait bagaimana interperetasi. Lewat gambar itu merupakan bahasa yang tidak dapat diungkapkan lewat kata-kata. Tentunya, tentang 'Apa yang akan saya lakukan, apa yang saya rasakan," lanjut Reza yang juga Sekretaris Jenderal (Sekjen) Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI).   

Kendati demikian, kita harus mendalami dan memaknai apa maksud dari gambar-gambar yang dibuat NF.