Liputan6.com, Jakarta Virus corona atau SARS-CoV-2 penyebab COVID-19, diketahui menyebar melalui percikan cairan tubuh (droplet) orang terinfeksi yang masuk ke dalam tubuh orang lain. Hal ini membuat masyarakat menjadi lebih khawatir, termasuk saat memegang benda-benda di tempat umum, termasuk bersalaman.
Beberapa sekolah dan acara kenegaraan dikabarkan mengganti salaman dengan cara menyapa lain seperti dengan mengatupkan tangan saja atau menggunakan siku.
Baca Juga
Terkait hal itu, mantan Menteri Kesehatan Nila F. Moeloek memberikan saran agar masyarakat juga melakukan "salam sehat" seperti yang biasa diucapkan dalam kegiatan Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
Advertisement
Salam sehat dilakukan dengan meletakkan telapak tangan kanan di atas dada sebelah kiri.
"Di Kemenkes, kita dulu kalau salam, salam sehat, sehat Indonesia. Ke sini (atas dada sebelah kiri), tidak salaman begini. Kenapa itu tidak digemakan oleh Kemenkes sekarang?" kata Nila dalam sebuah diskusi soal virus corona di Salemba, Jakarta pada Rabu kemarin, ditulis Jumat (13/3/2020).
Simak juga Video Menarik Berikut Ini
Butuh Edukasi ke Anak-Anak
Nila mengatakan bahwa memang seringkali, tangan memang berpotensi menjadi media penularan suatu penyakit. Maka dari itu, dibutuhkan edukasi kepada masyarakat yang juga harus dilakukan oleh berbagai sektor, tidak hanya kesehatan saja.
"Misalnya tadi saya kritik, kalau misalnya anak-anak itu, diajarkan tidak ada salaman. Apalagi kita kan suka cium tangan. Di kebiasaan kita kan ciumnya cium tangan," kata Menteri Kesehatan RI tahun 2014-2019.
Dia mengatakan, edukasi seputar cara penularan lewat tangan kepada anak semacam ini, juga membutuhkan peran dari Kementerian Pendidikan.
"Untuk sementara waktu. Nanti kalau sudah tidak ada apa-apa, mau cium tangan, cium dahi, ya silahkan lah," kata wanita yang juga dokter mata ini.
Advertisement