Liputan6.com, Bandung Sebanyak 15 rumah sakit di Kota Bandung, Jawa Barat disiagakan sebagai fasilitas penyangga dua rumah sakit rujukan COVID-19. Rumah sakit itu terdiri dari 10 rumah sakit milik pemerintah, Rumah Sakit Angkatan Udara Salamun, Rumah Sakit Polri Sartika Asih dan dua rumah sakit swasta Borromeus dan Santosa.
Menurut Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung Rita Verita Sri Hasniarty, hal itu dilakukan untuk mengantisipasi melubernya pasien COVID-19 di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) dengan 19 tempat tidur di ruang isolasi dan delapan tempat tidur di ruang isolasi Rumah Sakit Paru Rotinsulu. Rita mengatakan seluruh rumah sakit penyangga tersebut telah memiliki ruang ruang isolasi COVID-19.
Baca Juga
“Rata-rata dua bed di ruang isolasi) kecuali Borromeus tiga bed dan Santosa enam bed. Kalau ruangan isolasi peralatannya standar ya dan mereka sudah terakreditasi kan, berarti peralatan dan sebagainya rata - rata sudah sesuai dengan standar. Termasuk ruang isolasinya karena mereka rata - rata sudah terakreditasi,” ujar Rita saat dihubungi health-liputan6.com, Bandung, Sabtu, 21 Maret 2020.
Advertisement
Rita mengaku data terakhir jumlah orang dalam pemantauan (ODP) sebanyak 71 dan pasien dalam pemantauan (PDP) menjadi empat orang. Jumlah untuk ODP mengalami kenaikan dan untuk PDP berkurang yang awalnya tujuh orang.
Untuk PDP terang Rita, tiga orang telah dinyatakan negatif terpapar COVID-19 dan telah pulang ke rumahnya. Sementara pemicu meningkatnya jumlah ODP di Kota Bandung sebut Rita, karena adanya orang yang baru kembali datang usai bepergian dari luar negeri.
“Biasanya mereka pulang dari umrah, sehingga mereka langsung dilakukan pemantauan oleh petugas Dinas Kesehatan di masing - masing rumahnya. Memang kalau di Kota Bandung terjadi kenaikan ODP ya,” ucap Rita.
Simak Video Berikut Ini:
Penambahan APD
Persiapan adanya lonjakan jumlah pasien COVID-19, Dinas Kesehatan Kota Bandung telah menambah jumlah alat pelindung diri (APD). Pasokan APD tersebut diperoleh dari Dinas Kesehatan Jawa Barat.
Rita mengaku bantuan APD yang diterima oleh otoritasnya dianggap jauh dari yang dibutuhkan. Karena kebutuhan ideal APD di Kota Bandung mencapai ribuan.
“Tapi Pemerintah Kota Badung kebetulan memberikan biaya tidak terduga untuk penanganan COVID-19 ini. Nah biaya tak terduga itu, kami gunakan untuk menyiapkan APD ini. Sekarang ini kami tengah memesan APD ini sebagai langkah antisipasi,” terang Rita.
Rita berharap pesanan APD tersebut dapat dipenuhi permintaannya. Pasalnya saat ini tengah terjadi kelangkaan ketersediaan APD.
Dinas Kesehatan Kota Bandung meyakini sampai saat ini, kapasitas dua rumah sakit rujukan COVID-19 dianggap masih memadai. Itu karena belum adanya peningkatan yang berarti PDP.
Laporan yang diterima dari puskesmas di Kota Bandung, peningkatan jumlah ODP karena banyaknya warga yang baru pulang dari luar negeri dan daerah di Indonesia lainnya yang terpapar COVID-19.
Advertisement