Sukses

Imbauan Mendikbud Nadiem Makarim Soal COVID-19: Jaga Orangtua dan Kakek Nenek Kita

Mendikbud Nadiem Makarim meminta masyarakat ikut menjaga keluarga yang paling rentan seperti orangtua dan kakek nenek dari COVID-19

Liputan6.com, Jakarta Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nadiem Makarim meminta agar masyarakat menjaga keluarga yang paling rentan terkena COVID-19 seperti orangtua dan kakek nenek, dari tertular penyakit tersebut.

Hal itu disampaikan Nadiem dalam sebuah video di saluran Youtube resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) beberapa waktu yang lalu. Unggahan tersebut direkam pada 21 Maret 2020, di mana ibunda dari mantan bos Gojek itu berulang tahun.

"Orangtua kita dan nenek kakek kita adalah yang paling rentan di dalam kondisi wabah epidemi COVID-19," kata Nadiem dalam video tersebut dikutip Kamis (26/3/2020).

Dalam video berjudul "Kita bisa lakukan hal terbaik bagi orang tua kita" itu, Nadiem mengatakan ada berbagai hal yang bisa dilakukan oleh kita semua untuk menjaga kesehatan mereka.

"Yang terpenting adalah menjaga jarak dari mereka. Tidak menyentuh, tidak memeluk, tidak mencium, pada saat ada wabah seperti ini," kata Nadiem melanjutkan.

**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.

Saksikan juga Video Menarik Berikut Ini

2 dari 2 halaman

Penuhi Gizi Mereka

Selain itu, Nadiem juga meminta agar masyarakat tetap memenuhi kebutuhan dan menjaga kesehatan mereka dari dalam seperti memenuhi asupan gizi dengan pemberian makanan yang baik.

"Marilah kita urus mereka, berikan makanan, berikan gizi yang baik, dan apa pun yang mereka butuhkan, tapi dari jarak yang aman," tambahnya.

Awal pekan ini, Mendikbud Nadiem diketahui secara resmi menghapus Ujian Nasional (UN) 2020. Keputusan ini diambil usai rapat secara daring dengan Komisi X DPR RI.

Seperti dilaporkan News Liputan6.com sebelumnya, Nadiem mengungkapkan bahwa terlalu berisiko untuk menggelar UN di tengah pandemi virus corona di Indonesia. Tidak hanya berbahaya bagi siswa, situasi tersebut juga berisiko bagi keluarganya.

"Bukan hanya siswa-siswa, tapi juga keluarga dan kakek nenek karena jumlah sangat besar 8 juta yang tadinya dites UN. Tidak ada yang lebih penting daripada keamanan dan kesehatan siswa dan keluarga, sehingga UN dibatalkan untuk 2020," ujar menteri termuda di kabinet Indonesia Maju itu.