Sukses

Sembuh dari COVID-19, Lansia Italia Juga Selamat dari Flu Spanyol dan Perang Dunia

Seorang pasien COVID-19 di Rimini, Italia dikabarkan sempat mengalami dua kali krisis besar dunia yaitu pandemi Flu Spanyol dan Perang Dunia ke II

Liputan6.com, Jakarta Seorang pria Italia berusia 101 tahun dikabarkan sembuh dari COVID-19 yang melanda negara itu. Namun, rupanya, lansia tersebut diketahui juga pernah mengalami pandemi yang sempat mewabah dunia sebelumnya yaitu Flu Spanyol.

Hal tersebut diungkap ole Gloria Lisi, Wakil Walikota Rimini ketika mengumumkan kesembuhan pria yang berinisial P itu.

"Dia berhasil. Tuan P melakukannya," kata Lisi seperti dikutip dari USA Today pada Minggu (29/3/2020).

Kepada kantor berita Italia ANSA, Lisi mengatakan bahwa pria yang lahir pada 1919 ini sempat dirawat di rumah sakit pekan lalu usai dinyatakan positif COVID-19. Namun, dia ternyata juga sempat melewati pandemi Flu Spanyol ketika dirinya baru lahir.

"Dia melihat segalanya, Tuan P. Perang, kelaparan, sakit, kemajuan, krisis, dan kebangkitan," kata Lisi.

Simak juga Video Menarik Berikut Ini

2 dari 2 halaman

Sempat Melewati Perang Dunia II

Ketika P lahir, dunia tengah menghadapi pandemi Flu Spanyol yang sudah berlangsung sejak 1918. Saat itu, kota tempatnya tinggal juga dilanda penyakit tersebut.

Mengutip Science Times, kala itu Flu Spanyol memakan korban hingga 600 ribu jiwa di Italia. P, yang saat itu baru lahir, selamat. Namun pengalaman P melewati krisis tak hanya sampai di situ. Dia juga sempat merasakan Perang Dunia II.

Tahun 2020, P harus dirawat di rumah sakit. Lisi menceritakan bahwa awalnya petugas kesehatan putus asa karena COVID-19 selama ini dinilai lebih mematikan bagi mereka yang berusia di atas 65 tahun.

Namun, P pulih dengan cepat. Dia bahkan mengatakan bahwa pria itu merupakan orang tertua yang sembuh dari infeksi virus SARS-CoV-2 ini. Usai dinyatakan sembuh, lansia itu diperbolehkan pulang dari rumah sakit oleh keluarganya.

Lisi mengatakan bahwa apa yang terjadi pada P mengajarkan kita bahwa masih ada harapan, bahkan untuk mereka yang berusia ratusan tahu,

"Semua orang melihat harapan untuk masa depan," ujarnya.