Sukses

AS Laporkan Kematian Pertama Bayi Pasien COVID-19, Penyebabnya Masih Diselidiki

AS mencatat kejadian meninggalnya bayi yang terinfeksi COVID-19. Namun, belum diketahui penyebab spesifik kematiannya

Liputan6.com, Jakarta Amerika Serikat melaporkan kematian bayi pertama yang terjangkit COVID-19 di negara bagian Illinois. Namun, belum diketahui penyebab spesifik dari meninggalnya anak itu.

Gubernur Illinois JB Pritzker mengatakan, departemen kesehatan setempat tengah mencari tahu penyebab kematian bayi di bawah satu tahun itu. Apakah karena COVID-19 atau disebabkan oleh masalah kesehatan lainnya.

"Investigasi penuh sedang dilakukan untuk menentukan penyebab kematian," kata Ngozi Ezike, kepala Departemen Kesehatan Masyarakat Illinois seperti dikutip dari The Guardian pada Senin (30/3/2020).

Ezike menambahkan, semua orang harus melakukan apa pun yang bisa dilakukan untuk mencegah penyebaran virus ini dan melindungi orang-orang di sekitar kita.

Pritzker mengatakan bahwa bayi tersebut meninggal dunia pada hari Sabtu pekan lalu waktu setempat. Di hari yang sama, dikutip dari New York Post, Illinois melaporkan setidaknya 3.491 kasus COVID-19 dengan total kematian mencapai 47 jiwa.

Simak juga Video Menarik Berikut Ini

2 dari 2 halaman

Catatan Kematian COVID-19 pada Anak

Risiko kematian dan penyakit parah akibat COVID-19 selama ini diketahui lebih besar pada lansia dan orang-orang dengan masalah kesehatan bawaan.

Pada anak-anak, jumlah kasus infeksi SARS-CoV-2 di dunia lebih kecil. Para peneliti mencatat penyakit yang terjadi pada mereka lebih ringan atau jarang terjadi.

Namun, dalam sebuah catatan yang dipublikasikan oleh New England Journal of Medicine menyatakan, para peneliti di Tiongkok melaporkan kematian seorang bayi 10 bulan yang terinfeksi COVID-19. Anak ini mengalami penyumbatan usus dan kegagalan organ. Dia meninggal empat minggu usai dirawat di rumah sakit.

Sementara dalam studi yang dimuat di jurnal Pediatrics menyebutkan ada 2.100 kasus anak terinfeksi COVID-19 di Tiongkok dengan satu kematian pada seorang anak 14 tahun. Catatan tersebut menemukan, kurang dari 6 persen yang mengalami sakit parah.