Sukses

Klarifikasi Isu Miring Soal Kontra Indikasi Echinace Purpurea pada Pasien COVID-19

klarifikasi kabar tak sedap mengenai salah satu produk SOHO. Isu miring terkait produk tersebut berkaitan dengan COVID-19.

Liputan6.com, Jakarta DR Raphael Aswin Susilowidodo, ST, M.Si, Vice President Research & Development and Regulatory SOHO Global Health mengklarifikasi kabar tak sedap mengenai salah satu produknya. Isu miring terkait produk tersebut berkaitan dengan COVID-19.

Sebelumnya, beredar pesan gambar pada (24/3/2020) tentang kontra indikasi penggunaan produk suplement Immuno-bosting pada pasien COVID-19. Namun, informasi ini tidak memiliki rujukan klinis yang valid.

DR. Aswin dan tim telah melakukan penelusuran sumber informasi ini termasuk ke situs resmi NutriGenetic Research Institue dan tidak menemukan sumber informasi yang jelas ataupun referensi pendukung terpercaya.

Dalam keterangan pers yang diterima Health Liputan6.com pada Senin, 30 Maret 2020, Aswin menjelaskan Echinace purpurea yang terkandung dalam  IMBOOST & IMBOOST FORCE memiliki manfaat sebagai immunomodulator, yang berarti Echinacea dapat mengatur kerja sistem imun tubuh. Echinace purpurea memainkan fungsi yang dapat menyesuaikan kebutuhan tubuh ketika sehat dan ketika infeksi.

Simak Video Berikut Ini:

2 dari 3 halaman

Fungsi Echinacea

Pada Tubuh yang Sehat

Menurut DR. Aswin, pada tubuh orang sehat Echinacea berperan meningkatkan pertahanan tubuh dengan meningkatkan kerja imun tubuh. Seperti fagositosis, natural killer cell yang diperlukan tubuh untuk mengeliminasi benda asing/patogen yang masuk seperti virus atau bakteri.

Echinacea juga berperan menyeimbangkan level sitokin di dalam tubuh. Sitokin adalah protein dalam tubuh yang memiliki berbagai fungsi salah satunya melawan infeksi. Sitokin juga berfungsi sebagai penanda adanya infeksi dalam tubuh.

PadaTubuh yang Menderita Infeksi

DR. Aswin menjelaskan, pada tubuh orang yang menderita infeksi, peran modulasi Echinacea lebih ke arah untuk menghambat pembentukan jenis protein yang disebut IL-6. Pengurangan jumlah IL-6 tersebut diperlukan guna menekan risiko terjadinya komplikasi pada infeksi.

 Apabila jumlah sitokin IL-6 tidak dibatasi maka komplikasi yang terjadi dapat berupa badai sitokin yang dapat berakibat fatal.

Berdasarkan atas penjelasan tersebut, maka Echinacea aman digunakan dan tidak dikontraindikasikan untuk kasus infeksi salah satunya COVID-19. Untuk pemakaian jangka panjang Echinacea menurut data studi terbaru, dinyatakan aman di konsumsi secara terus menerus selama 4 bulan.

“Kandungan Echinacea purpurea extract pada IMBOOST telah terbukti secara klinis dapat memodulasi sistem daya tahan tubuh dan mencegah penyebaran infeksi lebih lanjut. Sementara zinc picolinate berperanan aktif dan bekerja sinergis pada sistem daya tahan tubuh,” ujar DR. Aswin seperti ditulis dalam rilis.

3 dari 3 halaman

Menurut Para Dokter

Dr. Agus Joko Susanto, Sp.PD-KAI, FINASIM menyatakan sistem imun tubuh manusia sangat kompleks. Sistem imun terbagi dalam inate dan adaptif. Sistem imun akan berada dalam kondisi homeostasis (seimbang) selama tubuh manusia sehat. 

Sementara imunomodulator terbagi tiga, yaitu sebagai imunostimulator, imunsupresor dan imunoregulator. Ketiganya saling mengontrol dan saling menyeimbangkan. Apabila jumlah salah satunya rendah, maka jumlah imunomudulator lain akan naik, begitu pun sebaliknya hingga kondisi tubuh mencapai homeostasis.

“Kekhawatiran sistem imun akan over stimulasi bila diberikan imunostimulan dari luar tidak sepenuhnya benar, karena ketiga hal tersebut diatas yang akan mengatur untuk menuju homeostasis,” ujar dr Agus.

Terkait hoax yang beredar, dr Agus menyatakan penelitian Echinacea terhadap COVID-19 belum ada sampai saat ini. “Menurut saya terlalu dini untuk menyimpulkan hubungan antara keduanya.”

Agus menerangkan orang sehat boleh saja mengkonsumsi imunomodulator. Kontraindikasi konsumsi imunomodulator hanya terjadi pada orang dengan penyakit autoimun (Penyintas Autoimun). Pada kelompok ini, pemberian imunomodulator tidak dianjurkan.

Sedang, Ketua Umum Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia (PDPOTJI),DR. (Cand.) dr. Inggrid Tania, M.Si., juga menegaskan bahwa pesan gambar yang menyatakan Echinacea dan propolis sebagai kontra-indikasi terhadap COVID-19 adalah keliru atau hoaks.

Menurutnya, suplemen kesehatan, termasuk suplemen herbal Echinacea dan propolis yang mempunyai izin edar Badan POM telah melalui pengujian keamanan sehingga masyarakat umum dinyatakan aman untuk mengkonsumsinya.

Echinacea secara pengalaman empiris telah digunakan selama ratusan tahun oleh masyarakat dunia, terutama masyarakat Barat. Adapun tujuannya untuk memelihara kesehatan, meningkatkan kekebalan tubuh, meredakan nyeri dan mengurangi gejala common cold (selesma) dan flu (empirical experiential evidence). Berbagai penelitian in-vitro dan praklinis di dunia terhadap Echinacea menunjukkan bahwa Echinacea bersifat anti-inflamasi (antiperadangan), antioksidan, dan imunomodulator.

Mengenai COVID-19, dr Inggrid mengatakan pada pneumonia akibat COVID-19 terjadi peningkatan mediator pro-inflamasi termasuk IL-6 yang mana hiperinflamasi ini terkait dengan fatalitas. Pada pesan gambar tersebut, disebutkan bahwa Echinacea meningkatkan IL-6. Padahal, hasil-hasil penelitian menunjukkan bahwa Echinacea menghambat atau menurunkan mediator-mediator pro-inflamasi, termasuk IL-6.

“Karena belum ada studi tentang hubungan antara COVID-19 dengan konsumsi Echinacea dan propolis, maka penarikan kesimpulan tentang kontra-indikasi COVID-19 yang terlalu dini. Oversimplifikasi dan jump to conclusion perlu dihindari. Sebaiknya penyebaran pesan gambar yang tak jelas apa dan siapa sumbernya itu dihentikan, mengingat besarnya dampak kesehatan masyarakat yang ditimbulkan,” pungkasnya.