Liputan6.com, Jakarta Kepala Cardiac Center Bethsaida Hospitals Dr Dasaad Mulijono berbagi tips meningkatkan daya tahan tubuh dengan Plant Base Diet. Menurutnya, makanan yang baik adalah kunci yang membantu tubuh dalam melawan COVID-19.
“Kita harus menghindari makanan-makanan yang merangsang inflamasi pada tubuh kita. Seperti makanan berlemak, gorengan, dan segala jenis binatang,” kata Dasaad dalam siaran langsung Facebook Liputan6.com, Senin (6/4/2020).
Baca Juga
Ia menambahkan, ketika orang mengonsumsi makanan yang tidak sehat maka tubuh sibuk memerangi dampak dari makanan tersebut. Hal ini dapat menghambat tubuh ketika memerangi virus yang masuk.
Advertisement
“Kita anjurkan makan sayur-sayuran mentah kurang lebih 60 persen. Yang kedua makan buah-buahan yang warna-warni dan kaya akan vitamin C dan antioksidan seperti delima, jeruk, dan jenis beri.”
Sayuran mentah lebih baik daripada sayuran matang, tambahnya. Jika sayuran direbus, maka kandungan nitric oxide-nya akan hilang 90 persen. Sedang jika dikukus, nitric oxide-nya akan hilang sebanyak 20 sampai 30 persen.
Simak Video Berikut Ini:
Makanan Pemicu Tumbuhnya Virus Corona
Menurut Dasaad, virus corona dapat tumbuh jika seseorang memakan karbohidrat yang berasal dari nasi, roti, mie, bihun, kwetiau, dan pasta.
“Itu kalau bisa kita hindari, karena makan makanan tinggi karbohidrat dapat merangsang tubuh menjadi mudah meradang.”
Ia juga mengimbau untuk menghindari protein binatang. Pasalnya, lemak-lemak yang terkandung dalam binatang bersifat pro-inflamatori yang akan membuat daya tahan tubuh kelelahan melawan lemak dan tidak mampu melawan COVID-19.
“Kita harus makan seeds (biji-bijian), selain mengandung vitamin E dia juga anti inflamatori.” Biji-bijian yang dianjurkan di antaranya kacang hijau, kacang merah, dan kacang mede.
Selain konsumsi makanan sehat, tidur yang cukup juga sangat diperlukan. “Kalau perlu sebanyak-banyaknya, bukan tujuh jam tapi dari 8 hingga 12 jam.”
Hal lain yang tak kalah penting adalah berjemur. Sinar matahari langsung dapat meningkatkan aktivitas T-sel yang bisa membantu tubuh melawan peradangan.
“Waktu berjemur 15 sampai 20 menit pada kisaran pukul 10 sampai 14.”
Advertisement
Makanan Lain dan Hoaksnya
Dasaad mengonfirmasi beberapa jenis makanan dan minuman yang dianggap berfungsi atau tidak untuk melawan COVID-19.
Pertama air hangat, menurutnya belum ada uji klinis yang menyatakan air hangat dapat menghindarkan diri dari COVID-19. Virus sendiri tidak hanya ada di umlaut melainkan menyebar ke tubuh bagian dalam.
Pertanyaan lain mengenai minuman dingin yang membuat seseorang dapat lebih mudah terkena corona. “Tidak benar, tidak ada buktinya kalau kita makan makanan atau minuman yang dingin bisa kena COVID-19.”
“Apakah betul minum susu kuda liar bisa menyembuhkan orang yang terkena COVID-19?” tulis warganet dengan akun Moozan J Q.
Menurut Dasaad, susu dan telur adalah makanan yang tidak memiliki nilai nutrisi terkait COVID-19. “Susu saya gak anjurin, gak ada nilai nutrisinya sama sekali. Telur juga saya gak anjurin, gak ada nilai nutrisinya untuk COVID-19 ini.”
Kumur-kumur menggunakan garam hangat juga belum ada bukti ilmiah. Kemudian konsumsi madu juga lebih baik dihindari sama halnya dengan semua makanan yang bisa meningkatkan gula darah secara cepat.