Liputan6.com, Jakarta Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengungkapkan adanya kasus baru Ebola di Kota Beni, Republik Demokratik Kongo, di tengah belum berakhirnya pandemi COVID-19.
"Ini adalah saat yang kami antisipasi. Kami menyiapkan tim penanggap di Beni dan daerah berisiko tinggi lainnya untuk alasan ini," kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus dilansir dari laman resminya pada Minggu (12/4/2020).
Baca Juga
WHO menyatakan bahwa mereka telah melakukan investigasi dan pemeriksaan setiap harinya sebagai sistem pengawasan Ebola aktif. Mereka yang diwaspadai adalah orang dengan gejala yang kemungkinan disebabkan oleh Ebola atau kematian di wilayah berisiko tinggi.
Advertisement
Saat ini, upaya tengah dilakukan untuk melakukan penelusuran kontak agar mereka bisa mendapatkan vaksin dan pemantauan status kesehatan.
Simak Juga Video Menarik Berikut Ini
Tak Jadi Umumkan Bebas Ebola
Dr. Matshidiso Moeti, Direktur Regional WHO untuk Afrika menyatakan bahwa mereka telah bekerja sama dengan para penanggap kesehatan di Kongo selama lebih dari 18 bulan.
"Tim kami saat ini mendukung penyelidikan dalam kasus terbaru," ujarnya.
"Meskipun pandemi COVID-19 yang sedang berlangsung menambah tantangan, kami akan melanjutkan upaya bersama ini sampai kita dapat mendeklarasikan akhir dari wabah Ebola bersama-sama," kata Moeti menambahkan.
Sebelum ditemukannya kejadian baru ini, negara tersebut awalnya akan mengumumkan akhir dari wabah Ebola yang telah terjadi sejak Agustus 2018 lalu, pada hari Minggu waktu setempat.
"Ini berarti pemerintah Kongo Republik Demokratik Kongo tidak akan dapat mengumumkan diakhirinya wabah Ebola pada Senin, seperti yang diharapkan. Namun WHO tetap di lapangan dan berkomitmen untuk bekerja sama dengan pemerintah, masyarakat yang terkena dampak, serta mitra kami untuk mengakhiri wabah," kata Tedros seperti dikutip dari Aljazeera.
Advertisement