Liputan6.com, Jakarta Sudah sejak beberapa bulan lalu virus corona baru menyebar. Hingga saat ini jumlah pasien terinfeksi melebihi satu juta di seluruh dunia serta terdapat lebih dari 80 ribu kematian.
Namun, bahkan dengan jumlah kasus yang demikian banyaknya, para ilmuwan masih bingung karena beberapa pasien Covid-19 ini cenderung tidak menunjukkan gejala yang spesifik. Bahkan pada beberapa orang tidak memiliki gejala sama sekali atau terlihat sehat.
Baca Juga
Sebuah laporan dari seorang pria yang berasal dari Massachusetts, Amerika, yang berusia 42 tahun misalnya, membuat heran para petugas medis. Ia didiagnosis positif Covid-19 saat berkunjung ke rumah sakit. Namun ia mengatakan tidak mengalami gejala yang umum melainkan untuk memeriksakan testisnya.
Advertisement
Petugas medis dari Harvard Medical School mencantumkan kasus tidak biasa ini ke dalam jurnal medis The American Journal of Emergency Medicine.
"Berdasarkan laporan tersebut, pasien tidak memiliki gejala batuk ataupun sesak napas, yang merupakan dua tanda virus corona yang umum," tulis peneliti, seperti dilansir Techtimes.
Laman berita Dailymail juga melaporkan, pasien tersebut memang sempat demam, tetapi demamnya hilang setelah dua hari. Ia juga sempat dirawat karena sembelit beberapa hari sebelumnya.Â
Namun, yang paling ia keluhkan saat diperiksa ke dokter adalah nyeri tubuh, khususnya di area testis. Selain itu pria tersebut mengalami sensasi menusuk yang berasal dari pangkal pahanya dan menyebar ke punggung, perut, dan dadanya selama 8 hari sebelum ia memeriksakan diri ke dokter.
"Tidak ada sesuatu yang abnormal di area tersebut saat pemeriksaan fisik. Hasil rontgen dadanya juga jernih. Namun setelah CT scan, ia mengalami pneumonia," ujarnya.
Â
Â
**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.
Lantas, Bisakah Coronavirus Menyebabkan Kerusakan Organ Reproduksi Pria?
Menurut dokter di Harvard Medical School, nyeri testis bukan merupakan gejala dari infeksi coronavirus. Namun, mereka memperingatkan "presentasi tidak lazim" dari COVID-19--dan pria Amerika ini dilaporkan bukan yang pertama mengalaminya.
Pada bulan Februari, para ilmuwan dari Tiongkok mengklaim bahwa virus itu dapat menyerang organ reproduksi pria. Sehingga peneliti berspekulasi bahwa virus tersebut berikatan dengan sel-sel yang melimpah di testis, yang menyebabkan "kerusakan jaringan."
Namun demikian, para ahli mengatakan bahwa pria tidak perlu khawatir karena hal ini membutuhkan penelitian yang kuat untuk memastikan gejala COVID-19 yang berkaitan dengan kerusakan testis.
Advertisement