Sukses

Dokter Ungkap Masalah Kulit Sebagai Gejala Baru COVID-19

Beberapa dokter kulit dan masalah kaki mengatakan ada potensi munculnya masalah kulit seperti luka dan ruam sebagai efek dari COVID-19

Liputan6.com, Jakarta Penelitian untuk melihat gejala spesifik COVID-19 masih terus dilakukan. Termasuk efek infeksi virus corona pada kulit pasien yang terjangkit seperti yang diungkap oleh para ahli dermatologi Spanyol beberapa waktu lalu.

Para ahli kulit di Spanyol menemukan adanya lesi atau luka berwarna ungu pada kulit kaki pasien COVID-19. Mereka mengatakan, anak dan remaja paling mungkin mengalami tanda-tanda ini meski beberapa dilaporkan terjadi pada orang dewasa.

Lesi ini terlihat mirip dengan cacar air dan cenderung muncul di sekitar jari kaki. Spanish General Council of Official Podiatrists mengatakan, ada beberapa kasus ditemukan di negara-negara Eropa seperti Italia, Prancis, dan Spanyol.

"Ini adalah temuan aneh yang mulai menyebar kemarin di bidang perawatan kesehatan, di antara dermatologis dan podiatris," ujar mereka seperti dikutip dari Express pada Jumat (17/4/2020).

Simak Juga Video Menarik Berikut Ini

2 dari 4 halaman

Belum Bisa Ditetapkan Sebagai Gejala Pasti

Para dokter tersebut mengatakan bahwa umumnya, mereka akan sembuh tanpa meninggal bekas di kulit.

Tentu saja, temuan ini belum bisa ditetapkan sebagai gejala pasti dari COVID-19. Para pakar tersebut juga menegaskan bahwa mereka masih kurang bukti ilmiah yang dapat didiskusikan.

Walau begitu, para dokter tersebut meminta agar ahli penyakit kaki lebih waspada terhadap kemungkinan tersebut.

"Dewan ingin menyampaikan pesan menenangkan kepada orangtua dan kemungkinan korban, mengingat sifat lesi yang jinak, dan untuk mengingat bahwa mereka harus memantau penampilan gejala klinis lain yang merupakan karakteristik COVID-19 seperti batuk, demam, gangguan pernapasan," kata para dokter kaki seperti dikutip dari Newshub.

Pernyataan ini dirilis usai artikel yang diterbitkan oleh International Federation of Podiatrist tentang kasus pertama dengan gejala tersebut. Dalam laporannya, pada 8 Maret lalu, seorang anak laki-laki berusia 13 tahun mengalami luka di kakinya usai digigit oleh laba-laba. Remaja ini lalu didiagnosis COVID-19 usai mengalami gejala virus corona.

3 dari 4 halaman

Gejala Kulit Berupa Ruam

Cleveland Clinic juga mengungkapkan adanya beberapa laporan terkait masalah kulit dari infeksi virus corona berupa ruam di Italia dan Thailand. Namun, kondisi ini belum bisa dipastikan sebagai akibat dari COVID-19.

"Saya tidak yakin itu dikenal luas di luar komunitas dermatologi dan kami baru mulai melihat laporan ini bahkan dalam literatur dermatologi," kata ahli dermatologi di Cleveland Clinic, Sarah Young. Dia menambahkan, belum ada gejala ruam kulit spesifik yang diketahui terjadi pada pasien.

Dikutip dari laman resmi Cleveland Clinic, American Academy of Dermatologi juga telah membuat daftar bagi dokter dan profesional kesehatan yang merawat pasien dengan manifestasi dermatologis atau mengembangkan masalah kulit yang kemungkinan terkait COVID-19.

"Saya kira laporannya mulai muncul, jadi saat ini kami sedang membangun daftar jenis ini, saya pikir kita akan mulai melihat lebih banyak informasi tentang gejala kulit," kata Young.

4 dari 4 halaman

Gejala yang Bervariasi

Young mengungkapkan laporan awal dokter kulit yang bekerja pada pasien virus corona di Italia menemukan dari 88 persen pasien positif, 20 persen di antaranya mengalami masaalh kulit berupa ruam di awal penyakit dan bertambah sedikit lebih banyak ketika rawat inap.

Dari pasien yang mengalaminya, beberapa orang mengembangkan ruam merah yang tidak merata. Yang lain juga mengalami urtikaria atau gatal-gatal, serta satu mengalami lepuh seperti cacar air.

Catatan lain di Thailand juga mengalami seorang pasien COVID-19 yang awalnya didiagnosis demam berdarah menderita petechiae atau pembuluh darah pecah, ruam umum yang terjadi pada demam berdarah.

Young juga melaporkan adanya pasien yang mengalami bintik sebagai hasil dari kemungkinan penyumbatan pembuluh darah dekat kulit.

"Ini sangat bervariasi, apa yang kami lihat, dan ruam yang dilaporkan dapat dilihat pada berbagai penyakit lain. Jadi tidak ada satu ruamh spesifik yang dilaporkan sejauh ini yang menyatakan: ya, pasien ini memiliki COVID-19," kata Young.

Maka dari itu, para dokter kulit tengah mencari tahu apakah ruam semacam ini merupakan petunjuk terhadap tingkat keparahan penyakit.

"Apakah ruam mempengaruhi prognosis? Kami belum tahu itu."