Sukses

Beberapa Pihak Konsultasi Soal COVID-19 dengan Siti Fadilah Supari di Rutan

Sebelum PSBB, beberapa pihak mengunjungi Siti Fadilah terkait berkonsultasi penanganan COVID-19.

Liputan6.com, Jakarta Pandemi COVID-19 yang juga melanda Indonesia turut menjadi perhatian mantan Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari. Beberapa pihak mengunjungi wanita 70 tahun itu di rutan Pondok Bambu, Jakarta Timur untuk berkonsultasi terkait penanganan COVID-19.

"Sebelum PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar), yang rutan masih bisa dikunjungi setiap hari, banyak yang datang baik dari unsur pemerintah, LSM, berkonsultasi dengan ibu terkait virus Corona," kata kuasa hukum Siti Fadilah, Achmad Colidin lewat sambungan telepon pada Liputan6.com, Selasa (21/4/2020).

Achmad mengatakan, kehadiran berbagai pihak terkait konsultasi penanganan Corona ini berlangsung sejak awal kasus ini hadir.

"Dari pihak satgas COVID-19 Nasional yang diwakili beberapa tim juga berkonsultasi ke ibu," kata Achmad lagi.

Bukan tanpa sebab Siti banyak dikunjungi berbagai pihak untuk berkonsultasi terkait penanganan COVID-19. Wanita yang menjabat sebagai Menteri Kesehatan pada 2004-2009 ini berpengalaman dalam menghadapi virus flu burung yang sempat melanda di Indonesia. Seperti virus corona baru, virus H5N1 penyebab flu burung juga menyebabkan infeksi saluran pernapasan. 

2 dari 2 halaman

Menulis Pesan untuk Pemerintah

Dari dalam rutan, Siti pun tidak tutup telinga terhadap informasi yang ada. Menurut Achmad, informasi seputar COVID-19 bisa didapatkan dari internet yang ada di penjara.

"Di rutan atau lapas disediakan fasilitas internet, tapi kan digunakan untuk seluruh penghuni," kata Achmad.

Siti menuliskan sarannya kepada pemerintah agar tidak menggunakan vaksin yang diproduksi oleh perusahaan-perusahaan farmasi yang berkaitan dengan Bill Gates.

Salah satu alasan yang diungkapkan Siti bahwa virus corona masih terus bermutasi. Sehingga, ia mempertanyakan bibit virus corona mana yang dijadikan bibit vaksin oleh Bill Gates.

"Iya betul (tulisan Siti Fadilah Supari). Jadi, ibu menulis di kertas kemudian dikasih ke keluarga," kata Achmad.

Â