Liputan6.com, Jakarta Pemerintah Jepang mendapatkan kritik dari warga karena ditemukannya beberapa masker kain yang mereka berikan terkontaminasi dengan noda, serangga, dan helai rambut.
Hal ini juga telah diakui oleh Kementerian Kesehatan Jepang. Awalnya, sekitar 10 juta masker kain akan didistribusikan terlebih dahulu kepada para ibu hamil dan mulai dikirim pada pekan lalu.
Baca Juga
Dilansir dari Asia One pada Rabu (22/4/2020), Kemenkes Jepang mendapatkan keluhan dari warga yang menemukan adanya warna masker yang berubah atau adanya helai rambut di benda tersebut.
Advertisement
"Saya terlalu takut menggunakan masker ini. Jadi apa yang harus kita lakukan? Mengirimnya kembali? Betapa sia-sia uang pembayar pajak ini," kata salah seorang pengguna Twitter setempat seperti dikutip dari South China Morning Post.
Saksikan juga Video Menarik Berikut Ini
Kemenkes Jepang Nyatakan akan Menukarnya
Sebuah komentar di Japan Today mengungkapkan bahwa setidaknya program tersebut menelan biaya 46,6 miliar yen.
"Sungguh memalukan untuk masyarakat! Banyak masker yang dijadwalkan hanya untuk dihancurkan," kata komentar tersebut.
Setidaknya, sekitar 1.900 masker yang terkontaminasi ditemukan di 80 kota. Beberapa masker bernoda ditemukan dikirim ke wanita hamil dan beberapa yang didistribusikan ke sekolah-sekolah tercemar serangga dan hal-hal lainnya.
Para pejabat Kemenkes Jepang menolak berkomentar lebih lanjut mengenai tanggapan masyarakat. Namun mereka menegaskan akan mengganti masker-masker tersebut.
Kejadian ini menambah daftar kritik bagi pemerintahan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe yang sebelumnya disebut terlambat dalam menangani COVID-19. Salah satunya adalah terkait pernyataan keadaan darurat karena menilai bahwa Olimpiade Tokyo masih bisa digelar pada bulan Juli.
Advertisement