Sukses

Kekurangan APD, Nakes Jerman dan Prancis Protes Melalui Foto Tanpa Busana

Petugas kesehatan di Jerman dan Prancis lakukan protes karena kurangnya Alat Pelindung Diri (APD) dengan cara berfoto tanpa busana.

Liputan6.com, Jakarta Petugas kesehatan di Jerman dan Prancis lakukan protes karena kurangnya Alat Pelindung Diri (APD) dengan cara berfoto tanpa busana.

Mereka meminta adanya peningkatan kesadaran tentang kurangnya APD saat memerangi COVID-19. Foto ini dibagikan situs web Jerman "Blanke Bedenken".

Dalam foto, petugas medis berpose di di ruang perawatan. Alih-alih mengenakan pakaian, mereka  menggunakan peralatan medis, termasuk stetoskop dan kerangka anatomi, sebagai alat untuk mengaburkan bagian tubuh mereka.

“Kami adalah dokter Anda. Untuk dapat memperlakukan Anda dengan aman, kami membutuhkan alat pelindung. Ketika kami kehabisan APD yang kami miliki, kami terlihat seperti ini,” tulis pemilik foto menurut The Guardian, seperti dikutip New York Post.

“Kita semua rentan. Praktik medis membutuhkan lebih banyak dukungan dari politik,” tambah tenaga medis itu.

Simak Video Berikut Ini:

2 dari 2 halaman

Aksi Dokter Gigi Prancis

Di Prancis, para dokter gigi meluncurkan proyek serupa, yang berpose telanjang dengan tagar #dentisteapoil atau dokter gigi telanjang. Hal ini dilakukan untuk mengingatkan pemerintah tentang kondisi kerja mereka.

Dokter gigi terpaksa berhenti bekerja dan menyerahkan masker dan peralatan pelindung lainnya di tengah pandemi. Banyak yang khawatir tentang kekurangan APD ketika mereka kembali ke pekerjaan mereka mulai 11 Mei mendatang.

"Beri kami kemampuan untuk melindungi diri sendiri dan merawat pasien kami dengan aman ketika kami kembali bekerja 11 Mei," satu orang menulis di Instagram, bersama dengan foto yang menunjukkan dua wanita telanjang di tempat yang tampaknya merupakan kantor dokter gigi.

Kementerian Kesehatan Prancis telah berjanji untuk menyediakan hanya 150.000 masker untuk 42.000 dokter gigi di Prancis.

Seorang juru bicara Kementerian Kesehatan Federal Jerman mengatakan sekitar 133 juta masker pelindung telah didistribusikan di tengah krisis. Negara itu menerima pengiriman 10 juta masker dari Cina, dan mengharapkan mendapat 15 juta lebih.