Sukses

Kepala BKKBN: Pikir Seribu Kali Bila Ingin Hamil Saat Pandemi Corona

Ada empat alasan yang perlu dipertimbangkan masak-masak bagi yang tengah ingin hamil.

Liputan6.com, Jakarta Bagi pasangan yang baru menikah atau merencanakan memiliki anak alangkah baiknya menimbang dengan masak tentang kehamilan di saat pandemi Corona. Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Hasto Wardoyo menyarankan untuk menundanya terlebih dahulu.

"Untuk yang belum hamil, mari hitung-hitung dulu, mari merencanakan kehamilan ini menguntungkan atau tidak," kata Hasto dalam live Instagram antara Klikdokter dengan BKKBN pada Sabtu, (2/5/2020).

Ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan soal kehamilan di tengah wabah COVID-19 yang terjadi di Indonesia dan dunia ini. Pertama, kehamilan menurunkan daya tahan tubuh. Perempuan yang hamil bakal mengalami penurunan daya tahan tubuh agar tubuh tidak menolak sang janin.

"Kalau imunitas turun, tubuh mudah kena infeksi," jelas pria yang juga dokter spesialis obstetri dan ginekologi konsultan ini.

Kedua, perempuan hamil rentan mengalami mual dan muntah alias morning sickness. Ketika hal ini terjadi, asupan makanan jadi berkurang alhasil nutrisi tubuh tidak cukup.

"Sudah daya tahan tubuh menurun, nutrisinya tidak cukup, ini tambah berat lagi. Jadi harus hitung-hitung dulu," tuturnya.

2 dari 3 halaman

Ketiga, belum diketahui efek obat untuk pengobatan Corona bagi janin

Ketiga, belum diketahui efek obat untuk Corona. Hasto menerangkan bahwa pembentukan organ-organ tubuh janin terjadi di delapan minggu pertama kehamilan. Bila misalnya seorang perempuan hamil mengalami infeksi, apalagi infeksi Corona, lalu terpaksa minum obat, belum diketahui efeknya bagi janin.

"Misalnya demam, kan kita enggak tahu apa pengaruh obat-obat untuk pengobatan Corona bagi orang yang hamil," kata pria pakar fertilitas ini.

Terakhir, tenaga medis dan fasilitas kesehatan terbatas. Pada saat pandemi Corona seperti saat ini ada imbauan agar tidak mengunjungi rumah sakit atau fasilitas kesehatan guna meminimalisasi terinfeksi Corona.

Hasto mengingatkan bahwa dari 100 kehamilan minimal ada 5 orang yang tidak berlanjut kehamilannya atau mengalami keguguran. Dalam kondisi tersebut, bila mengalami keguguran tentu akan sulit mendapatkan layanan tenaga medis dan fasilitas kesehatan.

"Atas dasar alasan-alasan tadi, alangkah bijaknya yang belum hamil dipikir seribu kali, untuk ditunda dulu," sarannya.

"Nanti kalau pandemi berlalu, direncanakan kehamilan," tambahnya lagi. 

3 dari 3 halaman

Simak juga Video Menarik Berikut Ini