Jika Disiplin, Juni atau Juli Menjadi Lebih Baik Dibanding Kondisi Sekarang

Liputan6.com, Jakarta Achmad Yurianto juru bicara pemerintah penanganan COVID-19 memprediksikan keadaan Indonesia akan menjadi lebih baik dari sekarang pada Juni atau Juli mendatang. Menurutnya, hal ini dapat tercapai jika seluruh lapisan masyarakat disiplin.

“Komitmen kita, kalua menjalani ini dengan baik, InshaAllah pada bulan Juni atau Juli semuanya sudah lebih baik lagi dibanding dengan kondisi sekarang,” ujar Yuri dalam konferensi pers, Senin (4/5/2020).

6 Manfaat Daun Jambu Biji untuk Apa Saja? Cara Alami Menurunkan Kolesterol dan Gula Darah
Ciri Kolesterol Naik yang Muncul di Kaki, Ini 6 Tanda yang Harus Diwaspadai

Menurutnya, di bulan tersebut Indonesia dapat mengendalikan secara maksimal dan menuntaskan permasalahan COVID-19 ini.

“Dan kita bisa hidup lebih baik lagi dari kondisi yang sekarang dengan kondisi yang mengarah ke lebih normal. Yakinlah kita pasti bisa.”

Simak Video Berikut Ini:

Pemerintah menyatakan akan mulai melakukan kajian untuk melakukan tes virus corona (COVID-19) dengan metode rapid test (tes cepat), seperti Korea Selatan. Alat itu digunakan sebagai pendeteksi awal penderita virus corona.

2 dari 2 halaman

Update 4 Mei 2020

Yuri juga menyampaikan perkembangan jumlah kasus COVID-19 di Indonesia hingga hari ini (4/5/2020). Menurut data yang dihimpun, hari ini ada penambahan kasus positif sebanyak 395 kasus sehingga totalnya menjadi 11.587 kasus positif.

Jumlah pasien meninggal juga bertambah sebanyak 19 orang sehingga totalnya menjadi 864 pasien meninggal.

Di sisi lain, pasien sembuh pun bertambah yaitu sebanyak 78 orang. Dengan demikian, jumlah akumulasi pasien sembuh sebanyak 1.954 orang.

Corona
Bencana Alam
Virus Corona adalah virus yang menyerang sistem pernapasan.
Lihat Selengkapnya
Corona
COVID-19
Bencana Alam
Penyebaran Covid-19 ke seluruh penjuru dunia diawali dengan dilaporkannya virus itu pada 31 Desember 2019 di Wuhan, China
Lihat Selengkapnya
COVID-19
covid19
Corona COVID-19
Corona di Indonesia
virus corona
corona virus