Sukses

Jalani Terapi Plasma Darah, Tiga Pasien COVID-19 di Austria Dinyatakan Sembuh

Austria mengatakan sudah ada tiga pasien COVID-19 di negara tersebut yang sembuh usai mendapatkan transfusi plasma darah

Liputan6.com, Jakarta Austria menyatakan beberapa pasien COVID-19 mereka sembuh usai mendapatkan transfusi plasma darah dari orang yang telah lebih dulu sembuh dari virus corona.

Robert Krause, spesialis penyakit menular di sebuah rumah sakit di Graz mengatakan pada hari Kamis pekan ini, sudah tiga pasien COVID-19 yang sembuh usai mendapatkan terapi plasma darah.

Dilansir dari Straits Times pada Minggu (10/5/2020), dua dari tiga pasien tersebut memiliki penyakit lain dan sistem kekebalan tubuhnya sangat lemah.

Walau begitu, Krause mengatakan bahwa opsi pengobatan ini dilakukan pada pasien yang terpilih dan belum bisa diterapkan pada semua yang terjangkit virus corona.

Sudah ada 20 orang yang dirawat di Austria dengan terapi yang juga dikenal dengan metode plasma konvalesen tersebut.

Simak juga Video Menarik Berikut Ini

2 dari 2 halaman

Potensi Plasma Darah

Meskipun cara pengobatan untuk penyembuhan pasien virus corona ini masih terus diteliti, beberapa negara seperti Prancis, Amerika Serikat, Swiss, dan Tiongkok dilaporkan telah melakukannya untuk merawat pasien COVID-19. Studi terhadap perawatan ini juga dilakukan oleh Indonesia.

Dalam sebuah studi di Tiongkok dan dimuat di Journal of American Medical Association (JAMA), peneliti setempat mengatakan bahwa pengobatan ini memiliki potensi bagi pasien COVID-19 dengan kondisi parah.

Para peneliti melakukan tes tersebut pada lima pasien COVID-19 dengan kondisi parah. Mereka memiliki rentang usia antara 36 hingga 65, dan dua diantaranya dalah perempuan.

Mereka mendapatkan transfusi plasma darah dari orang-orang yang dinyatakan sembuh dari virus corona. Perawatan ini didasarkan dari fakta bahwa pasien yang pulih memiliki antibodi untuk melawan SARS-CoV-2.

"Dari 5 pasien, 3 sudah dipulangkan dari rumah sakit (waktu inap: 53, 51, dan 55 hari), dan 2 dalam kondisi stabil di 37 hari setelah transfusi," tulis para peneliti dalam abstraksi laporannya seperti dikutip dari laman JAMA Network.