Liputan6.com, Jakarta Angka kasus COVID-19 telah melewati angka 4 juta di dunia. Tiongkok tidak lagi masuk dalam daftar 10 besar jumlah kasus terbanyak virus corona secara global.
Data dari laman Worldometers mencatat hingga Senin (11/5/2020) pukul 8.58 WIB terlaporkan ada 4.180.303. Sementara angka dari Center for Systems Science and Engineering (CSSE) Johns Hopkins University mencatat ada 4.101.482 kasus virus corona di dunia.
Baca Juga
Amerika Serikat masih menjadi negara dengan kasus terbanyak. CSSE mengungkapkan ada 1.329.225 di negara Paman Sam sementara Worldometers mencatat ada 1.367.638 kasus di negara tersebut.
Advertisement
Meski secara angka berbeda, namun kedua laman tersebut mencatat 10 besar negara dengan kasus COVID-19 terbanyak di bawah AS (berturut-turut dari nomor 2 hingga 10) adalah Spanyol, Britania Raya, Italia, Rusia, Prancis, Jerman, Brasil, Turki, dan Iran.
Saksikan Juga Video Menarik Berikut Ini
Kasus Baru di Tiongkok
Sementara itu, Tiongkok tidak lagi berada dalam urutan 10 besar negara dengan kasus COVID-19 terbanyak di dunia. Negara pertama yang melaporkan virus corona pertama kali itu berada di bawah Iran.
Worldometers melaporkan, kasus infeksi virus corona di China saat ini berjumlah 82.918 kasus. Sementara dari dari CSSE mencatat kasus di Tiongkok mencapai 83.994.
Hanya saja, kasus baru dilaporkan terjadi di Wuhan usai sebulan tak mengumumkan penambahan kasus COVID-19. Komisi Kesehatan Wuhan menyatakan bahwa seorang pria 98 tahun dinyatakan positif COVID-19 pada hari Sabtu waktu setempat tanpa gejala.
Sementara itu, istrinya dinyatakan positif tanpa gejala. Beberapa warga lain di lingkungan mereka juga sempat dinyatakan positif tetapi tidak bergejala.
Advertisement
Kasus di Indonesia Masih Fluktuatif
Di Indonesia sendiri, hingga kemarin sore terdapat 14.032 kasus positif virus corona yang dilaporkan oleh Gugus Tugas Penanganan COVID-19.
Juru Bicara Pemerintah Indonesia untuk penanganan COVID-19 Achmad Yurianto mengatakan kasus penularan di Tanah Air dalam sepekan terakhir masih terbilang fluktuatif.
"Kita melihat dalam kecenderungan data yang kita dapatkan dalam satu minggu terakhir, tampak adanya fluktuasi," kata Yuri dalam siaran konferensi persnya dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Jakarta pada Minggu (10/5/2020).
"Di beberapa daerah ada kecenderungan yang konsisten meningkat dengan jumlah yang semakin sedikit, namun di beberapa daerah ada juga yang tidak konsisten. Beberapa hari kita melihat penambahan jumlah kasus tidak banyak, tetapi di beberapa hari terakhir terjadi penambahan yang cukup signifikan."
Yuri menambahkan di beberapa daerah belum membentuk pola yang konsisten sehingga penambahan COVID-19 di wilayah tersebut sulit untuk ditebak.