Sukses

Jalani Puasa Saat Pandemi COVID-19, Ini Hal yang Perlu Diperhatikan

Dokter spesialis paru Erlina Burhan mengatakan bahwa puasa tidak terlalu berpengaruh pada sistem imun. Namun, masyarakat diimbau tetap waspada selama Ramadan.

Liputan6.com, Jakarta Dokter spesialis paru konsultan Erlina Burhan mengatakan bahwa puasa tidak terlalu berpengaruh pada sistem imun. Namun, masyarakat diimbau tetap waspada selama Ramadan.

Hal ini dilatarbelakangi masih adanya peningkatan jumlah kasus positif COVID-19 di Indonesia."Kalau dilihat, trennya tetap naik, namun penambahannya dari hari ke hari terlihat fluktuatif," kata Erlina dalam keterangan pers.

Ia menjelaskan, penambahan pasien positif paling tinggi terlihat di tanggal 24 hingga 26 April 2020. Ia memprediksi, puncak COVID-19 ada di bulan Mei. 

"Kita lihat dulu saja, apakah ada penurunan atau tidak. Kalau lihat grafik, sekarang masih naik terus. Walaupun di Jakarta sudah mulai flat, tapi daerah lain masih ada terus. Jadi, kalau diakumulasikan, total tetap naik.”

Merebaknya pandemi di tengah bulan Ramadan tidak boleh menurunkan kewaspadaan masyarakat, katanya.

"Pada saat puasa di masa COVID-19, orang tetap harus waspada terhadap penularan penyakit, sehingga dari segi ibadah, sekarang juga dibatasi. Jadi, kita memang harus lebih meningkatkan lagi daya tahan tubuh.”

Erlina menyebut bahwa puasa tidak terlalu berefek pada ketahanan tubuh atau sistem imun karena orang tetap makan dan minum. Perbedaannya adalah pada waktu makan dan minumnya yaitu saat buka dan sahur saja.

Simak Video Berikut Ini:

2 dari 2 halaman

Upaya Pencegahan

Erlina menjelaskan, upaya pencegahan pada masa COVID-19 di bulan Ramadan ini sama dengan upaya pencegahan di bulan sebelumnya. Social distancing, physical distancing, pakai masker, cuci tangan, kemudian hidup bersih dan sehat.

“Hidup sehat artinya makan teratur, mengonsumsi nutrisi yang baik, jangan begadang, tidak merokok, dan lainnya. Virus ini harus dilawan dengan imunitas yang baik dan nutrisi yang baik itu akan meningkatkan sistem imun.” 

"Kita tidak tahu apakah makanan kita ini seimbang atau tidak. Kalau vitamin biasanya kita dapat dari sayur dan buah-buahan. Namun kadang anak-anak tidak suka makan sayur. Nah, mungkin ada baiknya diberikan juga multivitamin atau suplemen," kata  Erlina.