Sukses

COVID-19 Pengaruhi Perekonomian Sebagian Besar Guru PAUD di Jateng

Dedy Andrianto perwakilan Himpunan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Anak Usia Dini (HIMPAUDI) Jawa Tengah melaporkan kondisi guru-guru dan petugas PAUD di masa COVID-19.

Liputan6.com, Jakarta Perwakilan Himpunan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Anak Usia Dini (HIMPAUDI) Jawa Tengah, Dedy Andrianto, melaporkan kondisi guru-guru dan petugas PAUD di masa COVID-19. Menurutnya, lebih dari 85 persen anggota sudah terdampak.

“Jumlah total anggota HIMPAUDI Jawa Tengah ada 40.084 orang. Lebih dari 85 persen anggota sudah terdampak secara ekonomi," kata Dedy dalam webminar HIMPAUDI, Kamis (14/5/2020).

Sejauh ini HIMPAUDI Jawa Tengah telah melakukan beberapa upaya di antaranya menghapuskan iuran anggota di tahun 2020, mengimbau yayasan dan pengelola PAUD untuk memperhatikan kesejahteraan gurunya, serta memanfaatkan media sosial organisasi untuk promosi barang dagangan.

Pendataan anggota terdampak, penggalangan dana sosial, kerja sama dengan lembaga zakat untuk membagikan bantuan sembako pada guru terdampak pun telah dilakukan.

Sedang, rencana yang akan dilakukan untuk memperjuangkan kesejahteraan guru PAUD di masa pandemi adalah melakukan gerakan suara hati guru PAUD di berbagai media sosial.

Gerakan ini merupakan kampanye dengan hashtag #NgudarasaGuruPAUD dan #SuarahatiguruPAUD. Disusul dengan penyusunan SOP Sekolah Pasca COVID-19.

2 dari 2 halaman

Bantu Guru PAUD

Melihat situasi ini, Liputan6.com melalui Kitabisa.com membuka penggalangan dana untuk guru PAUD di Indonesia.

“Ini apresiasi kami untuk para pahlawan pendidikan, semoga yang kami lakukan bisa bermanfaat bagi teman-teman guru,” ujar Sigit Tri Santoso, perwakilan Liputan6.com dalam acara yang sama.

“Guru-guru sudah kreatif, kami hanya membantu menggugah pembaca kami untuk berdonasi.  Sebuah kehormatan besar bagi kami ada dalam kesempatan ini.”

Ketua Umum HIMPAUDI, Netti Herawati memberi semangat kepada para guru PAUD yang menurutnya tak pernah menyerah menghadapi masalah.

“Saya tidak mengira, saya pikir para guru akan mengiba dan menangis meminta bantuan namun mereka tidak menyerah, sebaliknya mereka mencari cara untuk tetap bertahan dengan berjualan kue atau usaha lainnya,” kata Netti.

“Tetaplah berbuat baik tetaplah berjuang pada akhirnya itu akan menjadi magnet. Karakter, iman, takwa kepribadian, semua dibangun di sini (PAUD), tidak ada kata berhenti, menyesal, dan marah. Teruslah bekerja dengan tulus dan ikhlas,” pungkas Netti.