Liputan6.com, Jawa Barat - Pemerintah Daerah (Pemda) Provinsi Jawa Barat (Jabar) secara berkelanjutan melakukan pengetesan COVID-19, baik dengan metode teknik reaksi rantai polimerase (polymerase chain reaction/PCR) atau tes swab maupun rapid test. Tujuannya untuk mendapatakan peta persebaran COVID-19 yang komprehensif.
Menurut Wakil Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Jabar, Berli Hamdani, berdasarkan data terkahir yang dimiliki otoritasnya telah menyebar 120.655 rapid diagnostic test (RDT) ke 27 kabupaten dan kota, instansi pemerintah, dan institusi pendidikan di Jabar. Hasilnya, sebanyak 3.209 warga Jabar terindikasi positif COVID-19 atau reaktif.
Baca Juga
Sebagai tindaklanjut hasil tes cepat tersebut, Berli menjelaskan Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Jabar menggelar tes swab bagi warga terindikasi positif COVID-19, dan 231 warga Jabar dinyatakan positif COVID-19.
Advertisement
"Kami intens menggelar tes masif. Hal itu dilakukan untuk melacak kontak terpapar COVID-19, mendeteksi keberadaan virus, dan memastikan status pasien COVID-19. Selain itu, pengetesan secara masif akan membuat peta persebaran COVID-19 di Jabar semakin komprehensif," kata Berli dalam keterangan resminya ditulis Bandung, Sabtu, 23 Mei 2020.
Â
Simak Video Menarik Berikut Ini
Tes Masif Saat PSBB
Berli melanjutkan bahwa Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Jabar telah menjadikan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) tingkat provinsi sebagai momentum pengetesan masif COVID-19. Sebab, pergerakan masyarakat mulai menurun sehingga potensi penularan COVID-19 lebih rendah.
Prioritas digelarnya pemeriksaan swab yaitu di wilayah Bodebek (Kota Bogor, Bekasi, Depok, Kabupaten Bogor, dan Bekasi) dan Bandung Raya (Kota Bandung, Cimahi, Kabupaten Bandung, Bandung Barat, dan Sumedang) yang merupakan zona merah COVID-19.
"Seperti yang sudah dikabarkan, Kami distribusikan test kit PCR sekitar 15.500 ke 10 kabupaten dan kota tersebut saat awal PSBB tingkat provinsi berlaku. Kami minta kabupaten dan kota untuk menghabiskan test kit tersebut. Per hari ini, 13.132 alat test kit PCR sudah digunakan," ucap Berli.
Â
Advertisement
ODP dan PDP
Berli menyatakan, pengetesan masif difokuskan juga untuk Pasien Dalam Pengawasan (PDP), Orang Dalam Pemantauan (ODP), dan tenaga kesehatan yang berada di zona merah. Selain itu, pengetesan COVID-19 dilakukan juga do pasar tradisional, yang berpotensi menjadi klaster penyebaran COVID-19.
Guna mendapatkan peta persebaran COVID-19 secara optimal, Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Jabar merujuk pola yang dilakukan Korea Selatan, yaitu mengetes 0,6 persen dari jumlah penduduknya atau 300.000 penduduk Jabar.
"Untuk mengejar target tersebut, kami melakukan pengadaan alat tes dari BTT (Belanja Tidak Terduga) Jabar yang dialokasikan untuk penanggulangan COVID-19. Bantuan alat tes dari sejumlah pihak pun terus mengalir, seperti dari BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana)," ujar Berli. (Arie Nugraha)