Liputan6.com, Jakarta Demi bersiap menuju new normal, angka kasus COVID-19 di setiap wilayah ada penurunan lebih dari 50 persen. Penurunan angka kasus ini dalam jangka waktu dua minggu.
Melalui sistem informasi terintegrasi Bersatu Lawan COVID-19 (BLC), analisa data yang mana dijadikan sebagai landasan pemulihan Aktivitas Masyarakat Produktif dan Aman COVID-19 dapat dilihat.
Dari keterangan resmi yang diterima Health Liputan6.com, hal ini mengacu pada data epidemiologi, surveilans kesehatan masyarakat, dan pelayanan kesehatan.
Advertisement
"Dari keseluruhan data sistem BLC kemudian dihimpun, diberikan bobot, dilakukan scoring. Kemudian dijadikan landasan, apakah sebuah daerah, wilayah memiliki resiko kenaikan kasus COVID rendah, sedang, atau tinggi," papar Pakar Informatika Penyakit Menular dan Epidemiologi, Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, Dewi Nur Aisyahdi Graha BNPB, Jakarta, ditulis Minggu (31/5/2020).
“(Dari sistem BLC) kita dapat lihat data-data yang masuk, terutama dari Kementerian Kesehatan, kami olah datanya, dibersihkan, dan analisis, sehingga dapat kita lihat kapan puncak kasus positif COVID-19 terjadi."
Penurunan Jumlah Kasus
Pemerintah telah menargetkan penurunan kasus hingga (lebih) 50 persen. Perkembangan pun harus terus dipantau setiap minggunya, termasuk kasus Orang Dalam Pemantauan (ODP) dan Pasien Dalam Pengawasan (PDP) di tengah masyarakat.
"Target penurunan adalah (lebih) 50 persen. Di sini, kita bisa lihat setiap minggunya, berapa persen penurunannya. Begitu juga dengan kasus ODP dan PDP, kita lihat berapa banyak jumlah penurunan kasusnya yang ada di masyarakat,” ujar Dewi.
Selain dari jumlah kasus positif, Gugus Tugas juga memonitor data yang meninggal dunia, baik dari pasien positif, ODP maupun PDP setiap minggunya melalui sistem BLC.
“Kami juga melihat dari jumlah orang yang meninggal. Meninggal dari kasus pasien positif maupun meninggal dari pasien ODP dan PDP. Target penurunan adalah 50 persen dan semua juga sudah tercatat di dalam sistem: setiap minggunya berapa penurunan yang dapat terjadi di sebuah daerah,” jelas Dewi.
Advertisement
Kenaikan Kesembuhan
Dewi melanjutkan, hal yang harus dipantau adalah kenaikan kesembuhan di suatu wilayah. Kesembuhan ini berlaku untuk pasien positif dan ODP yang selesai pemantauan atau PDP yang selesai pengawasan.
"Kita mengharapkan grafiknya terus menanjak ke depan. Selanjutnya, orang yang dirawat di rumah sakit. Ini juga kita lihat berapa banyak orang yang dirawat. Semakin turun jumlah orang yang dirawat, baik pasien positif maupun ODP dan PDP menunjukkan, sebuah daerah memiliki kesiapan (New Normal) yang baik,” lanjutnya.
Selain itu, hal yang harus dilihat adalah jumlah spesimen yang diperiksa oleh laboratorium. Dalam hal ini, targetnya sebanyak 5 persen.
“Targetnya adalah yang positif hanya 5 persen. Jika yang positif mencapai 5 persen, maka menunjukkan bahwa sudah baik. Penularan yang ada di masyarakat dapat terkontrol dengan baik,” tambah Dewi.
Adapun 11 indikator bagi daerah untuk menerapkan kenormalan baru meliputi penurunan jumlah kasus positif selama dua minggu sejak puncak terakhir (target lebih dari 50 persen), penurunan jumlah kasus probable selama dua minggu sejak puncak terakhir (target lebih dari 50 persen), penurunan jumlah meninggal dari kasus positif, dan penurunan jumlah meninggal dari kasus probable.
Lalu ada penurunan jumlah kasus positif yang dirawat di rumah sakit, penurunan jumlah kasus probable yang dirawat di rumah sakit, kenaikan jumlah sembuh dari kasus positif, dan kenaikan jumlah selesai pemantauan dari probable (ODP dan PDP). Kemudian jumlah pemeriksaan spesimen meningkat selama dua minggu10 dan positivity rate juga Rt angka reproduksi di bawah 1.
Saksikan Video Menarik Berikut Ini:
Advertisement