Liputan6.com, Jakarta Kabar meninggal seorang pesepeda kehabisan oksigen karena berolahraga pakai masker beredar di media sosial. Imbauan mengajak orang lain untuk tidak memakai masker saat bersepeda pun bergema.
Dalam info yang viral, penggunaan masker disebut-sebut akan mengakibatkan karbon dioksida terhirup kembali, yang mana dapat berujung keracunan. Berikut ini isi pesan kabar pesepeda meninggal:
Advertisement
Info untuk penggemar gowes dari grup gowes
H**** meninggal saat bersepeda tadi pagi di monas krn kekurangan O2 (oksigen).
Bersepeda jangan memakai masker.....Keterangan nya beginiMenarik napas adalah mengambil O2 dari udara dan menghembuskan napas adalah mengeluarkan CO2 ke udara. Kelebihan kadar CO2 dalam tubuh adalah berbahaya. Bersepeda adalah exercise apalagi bila cepat dan menanjak....kebutuhan O2 bertambah...frekwensi napas dan nadi meningkat. Apabila memakai masker akan terjadi rebreathing dalam arti ada CO2 yang terisap kembali yang lama2 mengakibatkan naik nya kadar CO2 dalam darah dan bisa mengakibatkan keracunan.....salah satu gejalanya pusing dan mual.
Dalam keadaan tidak latihan pk masker tidak akan apa apa....bisa saja terjadi sedikit kenaikan CO2 tapi tidak sampai terjadi keracunan.Karena nya bersepeda zaman covid pergilah ke tempat yang sepi dan udaranya besih. Masker tetap dibawa....dipakainya kalo istirahat atau ketemu teman.
Selamat gowes !!!
Informasi yang Keliru
Kabar pesepeda yang meninggal akibat masker ternyata keliru. Dari penelusuran Health Liputan6.com, informasi yang benar adalah pesepeda yang meninggal karena serangan jantung, bukan kehabisan oksigen karena pakai masker.
Mengutip ANTARA, Kepala Kepolisian Sektor Gambir, Ajun Komisaris Besar Kade Budiyarta menyampaikan, pesepeda meninggal karena serangan jantung. Bukan karena pakai masker sebagaimana kabar viral yang beredar.
Seperti yang diunggah di akun Instagram memorianto, informasi menegaskan, dokter sudah memastikan, H meninggal karena serangan jantung. Hal ini sudah disampaikan pihak keluarga, H memang punya riwayat jantung.
Kejadian bermula H awalnya pingsan saat tengah beristirahat di area Taman Pandang, Monas, Jakarta Pusat. Teman-temannya pun memberikan pertolongan pertama kepada H berupa pertolongan pernapasan.
Tampak pada video, seorang teman H sedang berupaya memberikan CPR. Teman satunya memegang tubuh H. Kondisi H dalam posisi berbaring. Helm dan masker yang dikenakannya sudah dilepas. Hingga video berakhir, kondisi H tidak merespons dan tidak sadar.
H dilarikan ke Rumah Sakit Budi Kemuliaan, Jakarta Pusat. Lantas dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah Tarakan, Jakarta Pusat. Di sana, H langsung dibawa ke ruang Intensive Care Unit (ICU) dan dinyatakan meninggal dunia.
Advertisement
Baiknya Pakai Masker atau Tidak?
Menilik dari kasus H, situasi pandemi COVID-19 memang membuat kecemasan. Beberapa orang mungkin berolahraga memakai masker saat di luar rumah.
Menurut dokter spesialis kedokteran olahraga Andhika Raspati, olahraga, sepert lari di luar rumah bila tidak pakai masker termasuk tidak apa-apa.
"Kalau lari enggak pakai masker ya enggak apa-apa. Asal jaga social distancing juga," ujar Andhika dalam unggahan Instagram pribadinya.
"Pasien saya juga kadang nanya, 'Dok saya engap banget kalau olahraga pakai masker.' Saya bilang, yaudah enggak usah pakai masker."
Andhika menegaskan, jika ingin olahraga di luar rumah, pilih tempat yang sepi, hindari tempat-tempat yang ramai. Selain itu, olahraganya sebaiknya sendirian saja, tidak rombongan.
Saksikan Video Menarik Berikut Ini:
Advertisement