Liputan6.com, Jakarta Saat pemerintah membolehkan masyarakat kembali beraktivitas saat New Normal, maka kemungkinan akan lebih banyak orang menghabiskan waktu di luar rumah dan mau tidak mau menggunakan toilet umum, baik di taman, kantor ataupun restoran.
Namun, dengan virus Covid-19 yang masih berkeliaran di seluruh dunia, berikut ini merupakan apa yang perlu Anda ketahui saat menggunakan toilet umum menurut para ahli, dilansir dari Buzzfeed.
Baca Juga
Apakah aman menggunakan toilet umum selama pandemi?
Advertisement
Sebagaimana yang kita tahu, toilet umum merupakan sumber kuman. Namun, menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), penularan Covid-19 umumnya melalui tetesan napas (droplet).
"Jadi, meskipun virus dapat ditularkan dengan menyentuh permukaan yang terkontaminasi, belum tentu virusnya menyebar di seluruh toilet umum," kata Dr. Amesh Adalja, seorang dokter penyakit menular dan sarjana senior di Johns Hopkins Center for Health Security.
Ia mengatakan bahwa dirinya tidak akan ragu-ragu untuk menggunakan toilet umum, tetapi memang namanya pandemi pasti ada risikonya.
Â
Saran ahli
"Anda mungkin salah satu dari kelompok orang yang menggunakan istilah 'a bioweapons factory (pabrik senjata biologis)', karena menganggap semua tempat tidak ada yang aman," kata Dr. Greg Polandia, seorang profesor kedokteran dan penyakit menular di Klinik Mayo.
Berikut yang bisa Anda lakukan untuk mencegah penularan penyakit, menurut para ahli:
1. Selalu cuci tangan
Anda dapat melakukan tindakan pencegahan penyakit seperti rajin mencuci tangan, membawa sanitizer, dan memakai masker untuk mengurangi risiko terinfeksi COVID-19.
Sebagaimana saran dari Robin Patel, pimpinan American Society for Microbiology, yang menyarankan untuk membawa pembersih tangan sendiri untuk jaga-jaga jika toilet kehabisan persediaan.
2. Ikuti antrean dengan tetap menjaga jarak
Robin juga menyarankan menunggu orang lain selesai sebelum masuk karena masing-masing harus menjaga jarak minimal 2 meter.
3. Persiapkan lap atau tisu sekali pakai untuk dudukan toilet
"Virus COVID-19 ini tidak menular melalui kulit, maka peluang tertular virus dari toilet duduk sangat rendah, menurut Rosie Redfield, seorang ahli mikrobiologi dan profesor di Departemen Zoologi Universitas British Columbia.
Kecuali, kata dia, jika orang yang terinfeksi menggunakan toilet duduk dan partikel virus di bokong mereka menempel di dudukan toilet. Kemudian orang lain yang sehat menggunakan toilet yang sama dan menyentuh permukaan dudukan toilet. Lalu orang tersebut menyentuh wajah dengan tangan yang menyentuh permukaan yang terkontaminasi. Maka barulah orang tersebut kemungkinan bisa tertular.
Tapi selain dari itu, tidak ada salahnya menyeka dudukan toilet dengan disinfektan atau toilet seat sanitizer yang bisa Anda beli di apotek.
4. Menghindari menyentuh permukaan toilet
Seperti yang telah disebutkan, salah satu cara mengurangi risiko terkena virus atau bakteri adalah dengan menghindari menyentuh permukaan sebanyak mungkin. Namun untuk menyentuh tuas toilet/flusher, pendapat para ahli terpecah.
Menurut Polandia, beberapa orang memencet tuas dengan kaki, tetapi cara ini malah membuat tuas lebih kotor untuk orang berikutnya karena bakteri, partikel virus, dan urine yang menempel di sepatu mereka dari lantai kamar mandi.
Seperti anak kecil yang tidak tahu cara menyiram toilet, biasanya mereka masih menyentuh flusher dengan tangan kosong. Akan lebih baik jika menyentuhnya dengan mengalasi tangan Anda dengan kertas toilet.
"Semakin sedikit kontak dengan permukaan sentuhan semakin baik," ujar Dr. Richard Jackson, seorang profesor di UCLA Fielding School of Public Health kepada Buzzfeed lewat email. Meskipun belum ada bukti bahwa ini akan berhasil, tapi tidak ada salahnya melakukannya.
5. Lebih baik menggunakan tisu untuk saat ini
Meskipun blower terbukti mampu menghancurkan bakteri feses di udara, para ahli sepakat bahwa lebih baik menggunakan tisu untuk saat ini.
Penelitian terbaru telah menemukan bahwa virus yang menyebabkan COVID-19 muncul dalam urin dan feses orang yang terinfeksi penyakit ini. Meskipun penelitian telah menunjukkan bahwa virus dalam kotoran manusia berpotensi menular, masih belum jelas apakah seseorang benar-benar dapat terinfeksi virus dalam kotoran.
Â
Advertisement