Liputan6.com, Jakarta Baru-baru ini beredar video tentang bahaya menggunakan masker saat berolahraga. Ini tentu saja membuat pecinta olahraga panik. Sebenarnya, aman atau tidak berolahraga menggunakan masker?
dr Michael Triangto SpKO – Spesialis Kedokteran Olahraga sekaligus Direktur Slim&Health Sports Center Jakarta mengatakan, sesuai dengan peraturan, pemerintah mengharuskan warga menggunakan masker saat berada di luar rumah, berarti saat berolahraga juga wajib menggunakan masker.
Baca Juga
“Hal lain adalah bila kita mau berolahraga, sebaiknya kita mempunyai tujuan. Apabila tujuannya untuk kesehatan, maka seperti yang diperlihatkan pada kurva J tentu intensitas yang dilakukan haruslah ringan sampai sedang saja,” kata Michael dalam video Slim&Health Sports Center Jakarta.
Advertisement
Mengenai kurva huruf J, Michael menjelaskan, dari Panduan Hidup Aktif PDSKO (Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Olahraga) itu merupakan hubungan antara intensitas berolahraga dan risiko mengalami infeksi penyakit. Dari titik awal kurva yang berada di titik paling kiri memperlihatkan titik kemungkinan terinfeksinya seseorang bila tidak berolahraga.
Titik terendah dari kurva “J” berada di tengah yang menunjukkan apabila berolahraga dengan intensitas ringan sampai sedang maka risiko yang dihadapi menjadi terendah, sedangkan di titik paling kanan menunjukkan jika berolahraga dengan intensitas berat malah berisiko terinfeksi termasuk infeksi COVID-19 dan juga cedera maupun gangguan kesehatan lainnya. Ini karena imunitas tubuh yang menjadi rendah.
“Apabila tujuan kita untuk kesehatan, tentunya kita harus berlatih dengan intensitas rendah sampai sedang. Sehingga bilamana kita merasa mulai sesak, tidak nyaman, sakit kepala, dan sebagainya, itu adalah saatnya kita untuk menghentikan latihan tersebut,” ujar Michael.
Masker yang Cocok untuk Berolahraga
Lantas, masker mana yang cocok dikenakan saat berolahraga? Menurut Michael, masker memang banyak macamnya. Misalnya saja masker yang meminimalisasi kemungkinan terinfeksi COVID-19 yaitu N95, masker bedah ataupun masker kain yang banyak digunakan masyarakat.
“Perlu diketahui bahwa penggunaan masker jenis N95 akan sangat mempengaruhi fungsi pernapasan penggunanya, karena itu hanya diperuntukkan bagi petugas medis misalnya di ruang-ruang isolasi dan ICU yang khusus merawat penderita COVID,” kata Michael.
Sedangkan masker bedah, tentunya lebih rendah memampuan untuk menyaring udaranya sehingga pada pemakaiannya tidak terlalu menyesakkan.
Untuk masker kain lebih nyaman lagi saat dipakainya, karena itu untuk berolahraga di luar ruang lebih dianjurkan menggunakan masker bedah atau masker kain yang banyak di pasaran.
“Selama kita berolahraga dengan intensitas ringan sampai sedang, penggunaan masker tidak akan mengganggu kesehatan,” tegas Michael.
Michael berpesan untuk tidak berolahraga saat tubuh dalam keadaan tidak sehat, terlebih lagi dalam intensitas berat. Ini memungkinkan terjadi gangguan kesehatan meskipun tidak menggunakan masker.
“Saya simpulkan bahwa berolahraga yang sehat cukup dengan intensitas ringan sampai dengan sedang, sehingga penggunaan masker tidak akan mempersulit sistem pernapasan dan tidak akan menimbulkan gangguan kesehatan terlebih lagi sehingga menyebabkan kematian,” kata Michael.
Advertisement