Sukses

Jumlah Kasus Meningkat, Beberapa Negara Bagian AS Terancam Alami Gelombang Kedua COVID-19

Gelombang kedua COVID-19 telah melanda beberapa negara bagian di Amerika setelah beberapa objek wisata dan fasilitas umum dibuka kembali.

Liputan6.com, Jakarta Gelombang kedua COVID-19 melanda beberapa negara bagian Amerika Serikat setelah beberapa objek wisata dan fasilitas umum dibuka kembali.

Jumlah orang yang terinfeksi COVID-19 melonjak terutama di di Florida, Texas, dan Arizona, menurut laporan New York Post dilansir Kamis (11/6/2020).

"Ada gelombang baru yang datang di beberapa bagian negara ini," kata Eric Toner dari Johns Hopkins Center for Health Security mengatakan kepada Bloomberg News.

Florida melaporkan 8.553 kasus baru penyakit mematikan minggu ini. Angka tersebut lebih dari periode minggu-minggu sebelumnya. Kasus baru bermunculan setelah melonggarkan kebijakan untuk tetap di rumah sekitar sebulan lalu.

Di Texas, rawat inap melonjak 6,3 persen menjadi 2.056 pada Selasa (9/6/2030) yang merupakan kenaikan harian terbesar sejak pandemi muncul. Sedang, di Arizona, kasus-kasus baru mencapai rekor tertinggi 1.187 pada 2 Juni.

"Arizona meningkat drastis," kata Jeffrey Morris, direktur biostatistik di University of Pennsylvania.

Simak Video Berikut Ini:

2 dari 2 halaman

Gelombang Kedua Tidak Merata

Para ilmuwan mengatakan mereka tidak tahu mengapa negara-negara tertentu dilanda gelombang kedua sementara yang lain tidak.

California, misalnya, adalah yang pertama menutup kegiatan ekonominya setelah wabah awal di dekat San Francisco muncul, dan lebih lambat daripada kebanyakan negara lain untuk membuka kembali. Namun, jumlah orang yang dirawat di rumah sakit minggu ini adalah yang tertinggi sejak 13 Mei.

Sebaliknya, di Georgia di mana tempat salon, ruang tato dan gym telah beroperasi selama satu setengah bulan tapi jumlah infeksi terus menurun, hal ini membingungkan para pakar. Secara keseluruhan, tingkat infeksi minggu ini naik 1 persen.

Sementara itu, Tim COVID-19 Gedung Putih melaporkan belum menemukan hubungan langsung antara negara-negara yang dibuka kembali dan peningkatan kasus COVID-19.