Liputan6.com, Jakarta Memiliki perut buncit dapat menandakan jumlah lemak di perut yang berlebihan. Besarnya jumlah lemak di perut dapat meningkatkan risiko berbagai penyakit.
Penyakit-penyakit yang dimaksud dapat termasuk penyakit kardiovaskular, resistensi insulin, diabetes tipe 2, kanker kolorektal, sleep apnea, kematian dini, dan tekanan darah tinggi.
Baca Juga
"Meskipun kita tahu bahwa obesitas meningkatkan risiko 13 jenis kanker yang berbeda, kita masih belum sepenuhnya memahami mekanisme yang mendasari hubungan tersebut,” Kata Dr Leo Carlin, dari Cancer Research UK Beatson Institute, mengutip BBC.
Advertisement
Ia menambahkan, studi mengungkap bagaimana molekul lemak dapat menghalangi kinerja sel-sel kekebalan untuk membunuh tumor yang tumbuh dalam tubuh.
Simak Video Berikut Ini:
Faktor Penambah Lemak
Penambahan lemak perut dapat dipengaruhi usia dan faktor genetika. Sedang, berat badan sangat ditentukan oleh tiga faktor utama yakni jumlah kalori yang dikonsumsi, berapa banyak kalori yang dibakar dengan olahraga setiap hari, dan usia.
“Jika Anda makan terlalu banyak dan berolahraga terlalu sedikit, kemungkinan Anda akan kelebihan berat badan termasuk lemak perut,” tulis staf Mayo Clinic.
Bertambahnya usia menjadi faktor karena siring berjalannya waktu seseorang akan kehilangan massa otot terutama jika tidak melakukan kegiatan fisik yang aktif. Kehilangan massa otot mengurangi seberapa cepat tubuh dapat menggunakan kalori, yang dapat membuatnya lebih sulit untuk mempertahankan berat badan yang sehat.
Menurut Pedoman Diet 2015-2020 untuk orang Amerika, pria berusia 50-an membutuhkan sekitar 200 kalori lebih sedikit setiap hari daripada mereka yang berusia 30-an karena kehilangan massa otot ini.
Gen juga dapat berkontribusi pada peluang seseorang untuk kelebihan berat badan atau obesitas, serta memainkan peran di mana seseorang menyimpan lemak. Namun, menyeimbangkan kalori yang dikonsumsi dengan aktivitas dapat membantu mencegah kenaikan berat badan, terlepas dari usia dan faktor genetik.
Advertisement