Liputan6.com, Jakarta Beberapa ahli kesehatan percaya, kondisi lockdown di masa pandemi COVID-19 bisa menyebabkan peningkatan pada kasus mengorok atau mendengkur. Hal tersebut berkaitan dengan perasaan stres atau tertahan di rumah.
Stephen Makinde, ahli osteopati yang juga menjabat sebagai direktur klinik Perfect Balance Clinic menjelaskan teori bahwa lockdown bisa membuat orang lebih sering tidur mengorok.
Baca Juga
"Orang bisa memiliki hal-hal emosional yang tersimpan di dalam diri, seperti misalnya ketika mereka berada dalam hubungan yang buruk, atau mereka percaya bahwa mereka tidak bisa terbuka mengenai suatu hal, merasa terkungkung dan terkunci, seperti situasi saat ini ketika hidup serba terbatasi," jelas Makinde pada laman LadBible, dikutip Daily Star.
Advertisement
Menurut Makinde kondisi tersebut berpotensi untuk mewujud dalam bentuk hambatan atau halangan pada jalan napas karena mungkin alam bawah sadar memerintahkan untuk melakukan hal itu, meski mekanisme ini tak sepenuhnya bisa dimengerti.
"Jadi hal itu bisa jadi muncul sebagai mengorok pada beberapa orang. Ini bersifat individual pada setiap orang," ucapnya.
Â
Faktor Lain Penyebab Ngorok
Faktor lain yang bisa jadi penyebab hadirnya kondisi mengorok adalah pola makan atau diet, faktor emosional, bertambahnya tugas karena bekerja dari rumah juga ikut mengubah rutinitas harian ANda.
NHS juga menyebut, minum terlalu banyak alkohol, tidur telentang, dan merokok sebagai pmeicu potensi mengorok. Meski demikian, Anda tak perlu khawatir jika merasa gelisah di malam hari. Ada cara yang bisa dilakukan untuk meminimalisasi potensi mengorok menurut NHS.
Berikut hal yang bisa Anda lakukan:Â
- Coba untuk mengurangi berat badan jika Anda kelebihan bobot
- Tidur miring, caranya bisa dengan menggunakan bantal khusus untuk menjaga Anda tetap tidur menyamping
Hindari:
- Merokok
- Minum terlalu banyak alkohol
- Minum obat tidur karena ini terkadang bisa memicu ngorok
Jika hal-hal tersebut tetap tak membantu permasalahan mengorok yang Anda alami, coba konsultasikan pada dokter. Mereka mungkin akan merekomendasikan treatment tertentu untuk mengatasinya.
Advertisement