Liputan6.com, Jakarta Memperingati Hari Lanjut Usia Nasional ke-24, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional meluncurkan sebuah aplikasi Go Lantang (Lanjut Usia Tangguh).
Aplikasi ini dibuat dengan tujuan menumbuhkan kemandirian warga lansia dan Care Giver untuk bersinergi menjadi Lansia Tangguh.
Baca Juga
Dalam webminar Hari Lansia BKKBN Senin (15/6/2020) dijelaskan bahwa aplikasi ini mengintegrasikan data dari berbagai institusi pemerintahan terkait Lansia. Contohnya, BKKBN RI, Kemendagri RI (SIMDUK), Kemensos RI, Kemenkes RI, Bappenas, BPS RI, BPJS dan lain-lain.
Advertisement
Sasaran aplikasi ini adalah warga lansia di seluruh Indonesia. Menurut data statistik penduduk lanjut usia 2019 BPS-RI, jumlah lansia di Indonesia mencapai 25.64 juta orang.
Simak Video Berikut Ini:
Lansia Perlu Banyak Perhatian
Kepala BKKBN Hasto Wardoyo dalam kesempatan yang sama menyampaikan bahwa Lansia memerlukan banyak perhatian.
“Lansia terutama yang di desa menjadi objek dan subjek pembangunan yang memerlukan banyak perhatian. Kami berharap Lansia ini bukan hanya objek yang menerima bantuan kemudian selesai, tapi banyak yang perlu perhatian karena banyak sekali Lansia yang terlantar,” kata Hasto.
Ia menambahkan, beberapa waktu ke depan jumlah Lansia akan bertambah. Menurut perkiraan BKKBN, di tahun 2050 proporsi Lansia di Indonesia akan lebih tinggi dari proporsi Lansia di negara lainnya.
"Yang menarik, janda-janda jauh lebih banyak karena banyak sekali perempuan tua yang cerai karena suami meninggal. Umumnya perempuan tua seperti itu tidak menikah lagi. Sedangkan, laki-laki 82% menikah lagi setelah bercerai."
Hal tersebut lah yang memberi kontribusi kemiskinan sebanyak 30%, kata Hasto.
Advertisement