Liputan6.com, Jakarta Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 mengatakan bahwa meningkatnya jumlah pemeriksaan virus corona SARS-CoV-2 harus disertai dengan peningkatan kapasitas pelayanan kesehatan.
Pernyataan ini disampaikan oleh Dewi Nur Aisyah, ahli epidemiologi dan informatika penyakit menular dari Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19.
Baca Juga
Dalam siaran persnya dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Jakarta, Senin (15/6/2020), Dewi memastikan, kasus positif akan meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah pemeriksaan COVID-19 di masyarakat.
Advertisement
"Nanti kita juga lihat, jadi harus diimbangi dengan kapasitas pelayanan kesehatan," kata Dewi.
"Kalau dari segi Gugus Tugas atau pemerintah, ketika kita siap meningkatkan testing, kita juga harus siap meningkatkan kapasitas pelayanan kesehatannya," ujarnya pada kesempatan tersebut.
Simak Juga Video Menarik Berikut Ini
Isolasi Mandiri
Dewi mengatakan, peningkatan kapasitas pelayanan kesehatan bisa dilakukan di rumah sakit seperti meningatkan jumlah tempat tidur.
Di satu sisi, bagi orang-orang yang harus menjalani isolasi bisa melakukannya secara mandiri di rumah atau di rumah sakit darurat.
"Jadi tidak perlu menggunakan tempat tidur di rumah sakit di mana yang dirawat itu harusnya memiliki gejala yang cukup berat," kata Dewi.
Advertisement
Peningkatan Jumlah Pemeriksaan
Pada bincang-bincang tersebut, Dewi juga menyebutkan bahwa alasan melonjaknya kasus positif dikarenakan meningkatnya jumlah pemeriksaan COVID-19 di masyarakat.
Dewi mengatakan, peningkatan target pemeriksaan dari 10 ribu per hari menjadi 20 ribu per hati, juga berpengaruh pada terlihatnya lonjakan kasus positif COVID-19 dalam satu hari.
"Jadi kalau misalnya kita bagi sebenarnya persentasenya mirip-mirip nih mungkin sekitar 10 sampai 14 persen. Positivity-nya masih di angka itu cuma terlihat lebih besar karena jumlah pemeriksaan yang dilakukan juga semakin banyak."
Ia menambahkan, yang patut diwaspadai adalah apabila pemeriksaan yang dilakukan berkurang namun angka positifnya tinggi. Hal ini bisa diartikan bahwa tingkat penyebarannya memang tinggi.
"Tapi kalau misalnya ternyata angkanya tinggi tapi jumlah pemeriksaan tinggi, kita lihat jangan-jangan berarti positivity rate-nya sama dengan yang di pekan sebelumnya."