Liputan6.com, Jakarta Pandemi COVID-19 yang mewabah di dunia, terutama di Indonesia juga menyebabkan sejumlah tenaga medis terpapar bahkan hingga kehilangan nyawa. Salah satu faktor yang meningkatkan infeksi silang paparan virus yakni ketika tenaga medis melepas alat pelindung diri (APD).
APD yang terdiri dari banyak perangkat seperti sarung tangan, faceshield, masker, dan lainnya dinilai sebagai suatu kekurangan oleh peneliti dari Universitas Gadjah Mada (UGM). Berangkat dari pemikiran tersebut, dua dosen dari UGM mengembangkan APD "Astro" yang terintegrasi.
Baca Juga
Adalah Dr Suyitno, ST, M.Sc dan drg Norman Tri Kusumo Indro, Sp.Perio yang mengembangkan inovasi APD setara tingkat keamanan bio safety level 4 (BSL-4). APD tersebut dimodifikasi sesuai kebutuhan para tenaga medis dalam menangani pandemi COVID-19.
Advertisement
Dibuat dalam satu kesatuan bagian kepala, tubuh, dan tangan, APD Astro unggul karena menutup semua bagian depan operator secara 180 derajat. APD ini dilengkapi fitur jendela di samping, dekat telinga kiri dan kanan untuk ruang sirkulasi mengurangi pengembunan. APD ini dikenakan dengan cara membuka resleting pada bagian belakang.
Â
Â
Terinspirasi Dokter Gigi
Melalui siaran pers yang diterima Liputan6.com, para peneliti mengaku fitur APD terinspirasi oleh kerja dokter gigi yang tinggi aerosol.
"Kami percaya jalur masuk virus COVID-19 melalui droplet/cairan, tidak melalui udara. Jadi memang sengaja kami buat baju ini tidak full pressurized oksigen kabin, akan tetapi masih mengandalkan oksigen dari udara ruangan melalui rongga celah yang sudah kami siapkan di belakang baju Astro," terang para peneliti.
Selain itu, pengguna APD Astro pun tetap aman karena masih menggunakan lapisan pertama berupa hazmat serta APD level 3.
"Fungsi Astro ini sebagai faceshield dengan bahan PVC tahan air dan cipratan serta washable atau bisa didaur ulang dengan cara desinfeksi sesuai protokol."
Para peneliti menyebut bahwa material yang digunakan untuk membuat APD Astro berasal dari Indonesia oleh pabrikan di Yogyakarta. Harga jual satuan APD ini di bawah Rp100.000.
"Kami yakin dan optimistis ketersediaan produk ini jika diproduksi secara massal."
Advertisement
Profil Pencipta
Dr Suyitno, ST, M.Sc
Suyitno adalah dosen, peneliti, dan ilmuwan dari Fakultas Teknik Material, Science and Engineering Universitas Gadjah Mada. Ia meraih gelar S2 dari Delft University of Technology, belanda. Suyitno kini aktif bekerja di Centre for Innovation of Medical Equipment and Devices (CIMEDS) UGM.
Â
drg RM. Norman Tri Kusumo Indro, Sp.perio
Norman adalah dosen, peneliti, dan ilmuwan dari Departemen Periodonsia Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Prof. Dr Moestopo. Ia menyelesaikan S2 di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Kini Norman aktif bertugas di RSUD Pesanggrahan serta berpraktik di beberapa lokasi swasta lain.