Sukses

Menko PMK: Pemerintah Dukung Pengembangan Obat COVID-19 Unair

Menko PMK berharap agar pengembangan obat COVID-19 dalam negeri bisa menjadi kontribusi nyata dalam penanganan pandemi ini

Liputan6.com, Jakarta Beberapa waktu yang lalu tim peneliti dari Universitas Airlangga (Unair), Surabaya, Jawa Timur, menyatakan bahwa mereka tengah mengembangkan obat yang berpotensi untuk mengobati COVID-19.

Terkait hal ini, pemerintah lewat Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan bahwa mereka mendukung berbagai upaya yang dilakukan, untuk menciptakan obat bagi COVID-19.

"Saya sudah berdiskusi dengan tim (peneliti Unair) mengenai langkah-langkah yang sudah dilakukan, dan kira-kira nanti apa yang diperlukan terutama yang perlu dukungan dari pemerintah, terutama berkaitan dengan proses," kata Muhadjir dalam kunjungannya ke laboratorium Unair pada Selasa kemarin.

Dikutip dari siaran persnya pada Rabu (17/6/2020), Muhadjir berharap agar proses pengembangan obat COVID-19 dalam negeri bisa ditindaklanjuti mengingat tidak ada yang tahu dengan pasti kapan pandemi akan berakhir.

"Sehingga bisa memberikan kontribusi nyata dalam upaya kita untuk menangani COVID-19 terutama dalam mengurangi tingkat fatalitas yang di Indonesia ini masih tergolong tinggi," ujarnya.

Simak juga Video Menarik Berikut Ini:

2 dari 2 halaman

Tinjau Fasilitas Uji Spesimen

Dalam kunjungannya ke Unair, Muhadjir juga meninjau fasilitas untuk uji spesimen COVID-19. Menurutnya, fasilitas yang tersedia sudah baik.

"Kemudian di sini ada RS khusus COVID-19 dengan kapasitas hampir 300 bed dengan fasilitas yang sangat memadai."

Mantan menteri pendidikan dan kebudayaan itu menambahkan, keberadaan laboratorium BSL-3 di perguruan tinggi tersebut membuat Unair menjadi andalan untuk mendukung uji spesimen di wilayah Jawa Timur, khususnya Surabaya.

Sebelumnya, Unair menyatakan bahwa mereka tengah mengembangkan obat untuk COVID-19 yang terdiri dari lima kombinasi regimen obat.

Obat-obatan tersebut adalah:

  1. Lopinavir/ritonavir dengan azithromicyne
  2. Lopinavir/ritonavir dengan doxycyline
  3. Lopinavir/ritonavir dengan chlaritromycine
  4. Hydroxychloroquine dengan azithromicyne
  5. Hydroxychloroquine dengan doxycycline