Liputan6.com, Jakarta Syahrizal Syarif ahli epidemiologi dari Universitas Indonesia (UI) menyarankan pemerintah agar menerapkan kebijakan normal baru secara bertahap. Hal ini disampaikan guna mengantisipasi terjadinya penyebaran COVID-19.
"Penerapan bertahap bertujuan agar memudahkan dalam mengontrol apabila ada temuan kasus baru," kata Syahrizal mengutip Antara, Rabu (17/6/2020).
Baca Juga
Ia memberi contoh penerapan normal baru secara bertahap di sektor pendidikan dengan memberlakukan jadwal masuk per gelombang dalam kegiatan belajar mengajar.
Advertisement
Misal, pada gelombang pertama ada 10 anak yang masuk kelas. 10 anak tersebut kemudian dievaluasi selama 14 hari ke depan, apa mereka aman dari virus atau tidak, , jelas Syahrizal.
Jika kesepuluh anak dinyatakan aman dari virus, maka anak didik gelombang kedua diperbolehkan untuk masuk kelas dan begitu seterusnya tanpa melupakan protokol kesehatan.
"Langkah ini bisa dilakukan pada komunitas tertutup misalnya pondok pesantren."
Simak Video Berikut Ini:
Sektor Ekonomi
Di sektor ekonomi, Syahrizal menyarankan agar pemerintah lebih meningkatkan perlindungan kesehatan khususnya bagi para pedagang di pasar tradisional. Bukan membatasi dengan cara kebijakan ganjil genap.
Perlindungan yang dimaksud dapat berupa penyediaan masker, fasilitas cuci tangan, pelindung wajah, hingga sekat-sekat plastik untuk melindungi pedagang dan pembeli selama bertransaksi.
Pengetatan protokol khususnya pada para pedagang menjadi hal yang ditekankan Syahrizal. Mengingat satu pedagang dapat berinteraksi dengan banyak orang dalam satu hari di tempat yang sama.
Sedang, protokol kesehatan di mal dapat diperketat dengan cara menerapkan sistem satu pintu masuk dan satu pintu keluar, katanya.
Advertisement